BOLEH dikata, setiap orang yang memiliki ponsel atau HP, apa lagi
smartphone, yang mempunyai kamera, pasti pernah memotret diri sendiri dengan
perangkatnya itu, atau sekarang lazim disebut selfie. Hanya saja, kadar
tensitasnya berbeda-beda. Ada yang cuma sekali sekali, ada yang rutin, dan
pasti ada juga yang harus. Tentunya tergantung pada kadar rasa percaya diri
(atau malah penasaran diri, karena sampai perlu memotret diri berkali-kali?),
keperluannya, dan sempat tidaknya. Yang percaya dirinya tinggi, sudah pasti
selfie di mana-mana. Tak peduli orang-orang di sekitarnya jadi muntah-muntah
karenanya. Kalau berdasar keperluannya, ini yang umum dilakukan. “Mumpun lagi
di Menara Eiffel nih, selfie aah...!” Cekrek! Tapi di atas segalanya, pastilah
faktor sempat dan tidak itu sangat penting. Soalnya, kalau lagi panik mengejar-ngejar
kereta 'kan tak mungkin selfielah.
Friday, March 28, 2014
Saturday, March 22, 2014
Supaya Ponsel Awet dan Tetap Prima
Wednesday, March 19, 2014
Bipolar, Musuh di Dalam Diri Kita
KALAU
bersinggungan dengan masalah kejiwaan, pertanyaan yang paling relevan
adalah: “Benarkah saya ini sehat wal afiat, lahir batin?” Secara fisik,
tentu saja kita bisa yakin – walaupun belum tentu benar – bahwa kita
sehat. Namun secara psikologis, kita harus yakin bahwa kita sehat, tapi
kita juga harus yakin bahwa kita tak benar-benar sehat. Mengapa? Karena
ada begitu banyak penyakit kejiwaan yang bisa bersemayam di dalam diri
kita, tanpa kita menyadarinya, dan kalaupun menyadarinya belum tentu
tahu penyakit apa sebenarnya yang sedang kita derita. Fobia misalnya.
Ada begitu banyak jenis fobia di dunia ini, yang salah satunya mungkin
menghinggapi kita. Jadi, Anda tinggal bertanya kepada diri sendiri, apa
yang saya takuti? Salah
satu dari sekian banyak penyakit gangguan jiwa, yang sudah dikenali,
dan di Indonesia mulai diungkap oleh penderitanya dan juga ahli jiwa
yang menangani, ialah Bipolar. Di Wikipedia, kita akan menemukan penjelasan ini: Bipolar disorder adalah jenis penyakit psikologi, ditandai dengan perubahan mood (alam perasaan) yang sangat ekstrim, yaitu berupa depresi dan mania.
Pengambilan istilah bipolar disorder mengacu pada suasana hati
penderitanya yang dapat berganti secara tiba-tiba antara dua kutub
(bipolar) yang berlawanan yaitu kebahagiaan (mania) dan kesedihan
(depresi) yang ekstrim.
Monday, March 17, 2014
UI Gelar 8th National Foklore Festival
KITA seringkali abai dengan nilai-nilai yang langgeng, dan
membanggakan nilai-nilai yang bersifat sementara. Khususnya generasi muda kita.
Salah satu contohnya ialah warisan budaya. Kita lebih suka dengan tari Breakdance
atau Shuffle atau bahkan Gangnam Style dibanding Kecak atau Tor Tor atau pun
Poco Poco. Mengapa? Karena orientasi kebanyakan generasi muda kita sudah terbelenggu
pada luar negeri minded. Semua yang
berasal dari luar negeri dianggapnya bagus, hebat, bernilai tinggi. Padahal,
orang luar negeri berusaha mencuri warisan budaya kita untuk bisa dijual di
negerinya. Jelas akan sangat luar biasa kalau orang Amerika bisa
menyelenggarakan pagelaran wayang kulit maupun golek, yang seluruh pelaksana
acaranya adalah orang Amerika. Dalang, sinden, penabuh gamelan, dan seterusnya.
Lalu kita menyaksikannya juga dengan penuh kekaguman. Kita bangga, wayang kita
dimainkan oleh orang asing. Lha, kita
yang punya ngapain? Akhirnya cuma jadi
penonton? Ironis sekali....
Thursday, March 13, 2014
Komunitas Anak Betawi Pecinta Pantun, Palang Pintunya Budaya Betawi
KETIKA
saya pertama kali berjumpa dengan komunitas ini di Jembatan Kota Intan,
pada akhir tahun 2013, mereka masih menggunakan nama Komunitas Pantun Betawi.
Namun karena sesuatu dan lain hal, wawancara dengan komunitas ini baru
bisa terlaksana pada pertengahan Februari 2014, juga di Jembatan Kota
Intan. Dan untungnya, wawancara itu baru terlaksana pada hari itu.
Karena ketika komunitas ini akan dilegalkan, ternyata nama Komunitas
Pantun Betawi sudah digunakan oleh komunitas lain. Maka kemudian
dicarilah nama lain yang mempunyai ruh dan semangat yang sama dengan
nama sebelumnya. Akhirnya, ditetapkanlah namanya, yaitu Komunitas Anak Betawi Pecinta Pantun.
Wednesday, March 12, 2014
Mantan Artis Campursari Kini Hidup Dipasung
Hidup dan nasib manusia itu seperti bulu yang diterbangkan angin, tidak tahu akan dibawa ke mana dan akhirnya akan jatuh di mana. Seperti itulah nasib yang dialami oleh mantan penyanyi campursari, Dwi Purwaningsih (32), yang terpaksa hidup
dalam pasungan di sebuah kamar berukuran 2x3 meter sejak 12 tahun silam,
karena mengalami gangguan kejiwaan akut. Dwi tak sendiri. Sang
kakak, Eko Prasetyo (37), keduanya tinggal di Dusun Manjungsari, Desa
Wakah, Kecamatan Ngrambe, Ngawi, Jawa Timur, juga ikut dipasung.
Monday, March 10, 2014
Jalan Panjang Sepatu Vans
ANDA
penyuka sepatu casual? Apa Anda punya sepatu dengan merek Vans? Kalau,
ya, ada baiknya Anda tahu akan riwayat dari sepatu tersebut. Supaya,
setidaknya, Anda mengenal sepatu itu secara lebih. Jadi, bukan sekadar
sebuah sepatu untuk melengkapi penampilan kaki Anda, yang harganya
sekian, dan mereknya Vans. Tapi Anda bisa memegang sepatu itu,
memandangnya, dan berkata kepadanya, “Ooh... begitu toh ceritamu....”
Hmmm... rasanya tak perlu sampai begitu juga, deh. Biasa sajalah. Yang penting Anda sudah mengetahui riwayat sepatu itu.
Saturday, March 8, 2014
Pasukan Katak Risau Berangkat Perang Karena Kekurangan Kondom
Salah satu aksi heroik TNI dalam perang kemerdekaan ialah operasi merebut kembali Irian Barat dari Belanda yang didukung Sekutu, baik dalam bentuk Operasi Trikora maupun operasi penyusupan dan amfibi. Persiapan menghadapi perang besar dan terbuka untuk merebut kembali Irian Barat sudah mulai dijalankan oleh TNI, ketika akhirnya Belanda berhasil dipaksa oleh dunia internasional untuk duduk di meja perundingan. Dan bagaimana akhirnya? Simak runtutan kisahnya berikut ini.
Friday, March 7, 2014
Ribuan Surat Bung Karno ke Tokoh Dunia Dilacak
Jasmerah. Inilah salah satu upaya untuk mengikuti anjuran Proklamator dan Presiden Pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno, yakni dengan mengumpulkan surat-surat Bung Karno yang jumlahnya ternyata ribuan dan tersebar ke seantero dunia, di tangan tokoh-tokoh dunia dan kolektor.
Pengurus Yayasan Bung Karno, Eddi Elison, mengatakan lembaganya saat ini sedang berburu surat-surat Bung Karno ke sejumlah pemimpin negara sahabat Indonesia. Salah satu hasilnya, ditemukan 1200 surat presiden pertama Indonesia ini ke Presiden Yugoslavia saat itu, Joseph Broz Tito. "Ternyata ada 1200 surat. Kami kaget saat Presiden Serbia mengatakan ingin menyerahkan seluruh koleksi itu," kata Eddi seusai peluncuran buku Bung Karno: Kolektor dan Patron Seni Rupa Indonesia di gedung Sekolah Pascasarjana UGM Pada Kamis, 6 Maret 2014.
Pengurus Yayasan Bung Karno, Eddi Elison, mengatakan lembaganya saat ini sedang berburu surat-surat Bung Karno ke sejumlah pemimpin negara sahabat Indonesia. Salah satu hasilnya, ditemukan 1200 surat presiden pertama Indonesia ini ke Presiden Yugoslavia saat itu, Joseph Broz Tito. "Ternyata ada 1200 surat. Kami kaget saat Presiden Serbia mengatakan ingin menyerahkan seluruh koleksi itu," kata Eddi seusai peluncuran buku Bung Karno: Kolektor dan Patron Seni Rupa Indonesia di gedung Sekolah Pascasarjana UGM Pada Kamis, 6 Maret 2014.
Subscribe to:
Posts (Atom)