PERNYATAAN Silvio Berlusconi mengenai Mario Balotelli, yang
diperumpamakan sebagai sebuah apel busuk yang akan meracuni keseluruhan
tim, cukup menohok.
Presiden Milan tersebut menyampaikan hal
tersebut setelah berkembang rumor Milan akan memboyong pemain Manchester
City itu. Berlusconi sepertinya takut Balotelli akan membuat Milan
terpuruk.
Melihat sejarah kebengalan Balotelli, kekhawatiran
Berlusconi memang beralasan. Di satu sisi, kemampuan Balotelli di
lapangan memang hebat. Gol-gol yang dicetaknya juga berkelas, dan
demikian juga assists-assistsnya.
Tapi, Balotelli juga memiliki
sisi gelap. Bisa jadi berdalih karena masih belum matang secara mental,
Balotelli menunjukkan sikap tidak toleran, mau menang sendiri, seenaknya
dan semaunya sendiri. Sikap itulah yang kerap membuat banyak orang
gerah, gundah dan ada juga yang ingin memukulnya.
Manajer
Manchester City Roberto Mancini adalah salah satu orang yang
kesabarannya benar-benar diuji oleh Balotelli. Puncaknya mungkin adalah
di insiden latihan bulan lalu, di mana keduanya nyaris baku hantam di
lapangan.
Bisa jadi karena alasan itu juga Mancini memutuskan
melepas Balotelli ke Milan, yang sejauh ini kesepakatan transfer tinggal
tahap finalisasi saja. Mengutip komentar Berlusconi, Mancini mungkin ta
ingin lagi melihat adanya "apel busuk di ruang gantinya, yang membuat
pemain lain bisa terinfeksi."
Sekarang, bisa jadi, Milan bisa
mendapatkan masalah (atau berkah) dari kedatangan Balotelli. Tinggal
bagaimana pihak klub mengatur irama untuk diselaraskan Balotelli.
Untuk
yang ini, Milan memiliki catatan histori yang bagus. Pemain bengal yang
pindah ke Milan bisa dijinakkan. Masih ingat Antonio Cassano, Zlatan
Ibrahimovic, Zvonimir Boban? Sejak bergabung dengan Milan, yang terlihat
dari mereka adalah prestasi, citra positif dan kontribusi nyata buat
timnya.
Balotelli pun bisa demikian, selama orang-orang di
belakang layar Milan bisa meredam emosi dan lebih menunjukkan potensi
yang dimiliki pemain mereka, seperti yang sudah mereka tunjukkan selama
ini.
Mengutip pernyataan Giancarlo Abete, presiden FIGC,
Balotelli hanya membutuhkan guru dan atmosfer yang tepat untuk bisa
menampilkan potensi terbaiknya.
"Dibutuhkan kapasitas dan kemampuan untuk membimbing pemain agar mengerahkan yang terbaik di lapangan," ungkap Abete.
Apakah Massimiliano Allegri dan jajarannya memiliki kapabilitas itu? Masih harus kita lihat lagi.
Tapi
toh, dia memiliki modal bagus untuk menjinakkan Balotelli, mengingat
pemain berdarah Ghana itu adalah fans berat Milan sejak masih kecil.
Harusnya, seorang fans tak merugikan klub yang dibelanya.
Juga,
Balotelli, seperti diungkapkan agennya Mino Raiola, memiliki keinginan
menjadi sebuah cherry, manis di dalam dan enak dipandang, bukan seperti
apel busuk.
No comments:
Post a Comment