ANDA
pernah memainkan game Flappy Bird di smartphone Android atau iPhone?
Kalau pernah, pasti Anda setuju bahwa game dengan tema sederhana itu
telah membuat Anda jadi begitu penasaran. Geregetan. Gemas. Kesal.
Bahkan terkadang nyaris histeris karena jengkel dengan diri sendiri.
Namun bersamaan dengan itu, Anda tanpa sadar telah menjadi kecanduan
untuk memainkan dan memainkannya lagi, supaya Anda berhasil. Karena Anda
sangat ingin berhasil! Tapi tetap tidak bisa bukan? Selalu ada saja
faktor yang membuat Anda jadi gagal. Padahal secara nalar, permainan itu
terlihat begitu sederhana dan mudah - sehingga ego kita menganggapnya
sepele dan yakin bahwa kita akan bisa memainkannya dengan baik.
Keciiiiillllll...! Tapi kok ternyata tidak!
Pada dua
atau tiga dasawarsa silam, game semacam ini pasti tak akan dianggap
sebagai game yang fenomenal, kecuali hanya dianggap sebagai game yang
sulit. Sebab, kebanyakan game pada zaman itu memang memiliki tipikal
seperti Flappy Bird ini. Beberapa contoh yang mungkin Anda kenal,
misalnya Digger, Packman, Space Invader, dan sebagainya. Semuanya adalah
permainan game yang sederhana, menggemaskan, dan membuat kecanduan.
Kita bisa memelajari skenario permainannya, menghapalnya, dan
memenangkannya, tapi terus saja memainkannya - dan marah-marah kalau
gagal, dan merasa bangga kalau memenangkannya - padahal itu mungkin
untuk yang ke seratus kalinya.
Memang begitulah game itu. Tak hanya buat refreshing atau menghibur diri, tapi juga mengaduk-aduk perasaan kita, memacu adrenalin kita, meraih luapan ego sebagai penakluk, dan meraung-raung marah pada diri sendiri karena melakukan kesalahan yang ternyata berakibat fatal. Ego kita sebagai penakluk selalu menuntut agar kita menang, dan tak terima kalau ternyata kalah. Faktor itulah yang membuat game akan tetap diminati sampai kapan pun. Bahkan game Flappy Bird!
Di Google Play Store ada begitu banyak game gratis yang bisa kita unduh dan kita mainkan. Namun mengapa kali ini kita justru kepincut pada Flappy Bird dan menjadi tergila-gila kepadanya? Bahkan banyak pengembang game yang merasa terlalu pintar untuk menciptakan game semacam itu, jadi merasa iri serta sinis. Apa hebatnya Flappy Bird dibandingkan dengan game-game seperti Badland atau Rock Runner? Apalagi dengan Dead Trigger atau Asphalt? Wah, tidak ada apa-apanya! Tapi nyatanya bagaimana? Flappy Bird bisa lebih populer dari game-game hebat itu!
Hal ini harusnya menjadi pelajaran buat kita, khususnya buat pengembang game kita, agar tak selalu melihat terlalu tinggi dan mengabaikan hal-hal sepele, yang nyatanya bisa juga mempunyai potensi luar biasa. Karena sebuah permainan tak selalu harus terlihat luar biasa. Karena sebuah permainan semestinya adalah sebuah alat untuk membuat kita asyik dengannya. Dia menghisap emosi kita, mempermainkan ego kita, dan menantang nalar kita. Dengannya, naluri kita untuk bisa menaklukkan apa pun jadi benar-benar dibuat selalu membara.
Game-game 3D dengan grafis yang menakjubkan memang perlu, setidaknya untuk memikat minat kita. Juga game-game 2D yang punya grafis luar biasa. Namun di samping itu, bukankah yang lebih penting adalah permainannya itu sendiri? Ya, tentu saja. Sebuah permainan semestinya adalah suatu permainan yang sederhana dan menyenangkan, agar semua orang bisa memainkannya. Dan itulah hal utama yang ada pada Flappy Bird. Sebuah permainan yang sepertinya begitu mudah, yang bisa dimainkan oleh siapa saja, tapi ternyata sangat sulit!
Sederhana dan mudah, itulah kunci daya tarik Flappy Bird. Dan ketika orang menemukan kenyataan bahwa permainan itu ternyata tak semudah kelihatannya, itulah yang membuatnya menjadi candu. Orang yang tak pintar akan menjadi penasaran, sementara yang pintar merasa dilecehkan kualitas intelektualnya, sehingga tak mau berhenti bermain sampai benar-benar bisa memenangkannya. Itu kunci sukses Flappy Bird. Dan untuk itu, Dong Nguyen - pengembang game dari Vietnam - sangat beruntung karena telah menemukan ide yang luar biasa tersebut.
Flappy Bird ini, bagi Anda yang belum sempat memainkan permainan ini, adalah sebuah permainan sederhana mengenai bagaimana cara mengendalikan seekor burung yang terbang, agar ia berhasil melewati semua rintangan, dan tiba di tujuan akhirnya dengan selamat. Dalam permainan ini kita diharuskan bisa mengendalikan laju terbang si burung, dengan cara mengetuk-ngetuk layar, agar si burung tak menabrak pipa atau malah jatuh.
Burung itu hanya akan terbang, entah dengan misi apa, dan kita yang harus mengendalikan laju terbangnya, naik turunnya, ritmenya, timingnya, harus benar-benar pas. Sebab kalau tidak, dia akan menabrak atau menyundul pipa atau bahkan nyungsep jatuh, dan game over. Sederhana saja bukan? Gampang bukan? Kalau begitu, Anda harus mencobanya!
Atau, mau lihat contoh mainnya? Silakan....
Memang begitulah game itu. Tak hanya buat refreshing atau menghibur diri, tapi juga mengaduk-aduk perasaan kita, memacu adrenalin kita, meraih luapan ego sebagai penakluk, dan meraung-raung marah pada diri sendiri karena melakukan kesalahan yang ternyata berakibat fatal. Ego kita sebagai penakluk selalu menuntut agar kita menang, dan tak terima kalau ternyata kalah. Faktor itulah yang membuat game akan tetap diminati sampai kapan pun. Bahkan game Flappy Bird!
Di Google Play Store ada begitu banyak game gratis yang bisa kita unduh dan kita mainkan. Namun mengapa kali ini kita justru kepincut pada Flappy Bird dan menjadi tergila-gila kepadanya? Bahkan banyak pengembang game yang merasa terlalu pintar untuk menciptakan game semacam itu, jadi merasa iri serta sinis. Apa hebatnya Flappy Bird dibandingkan dengan game-game seperti Badland atau Rock Runner? Apalagi dengan Dead Trigger atau Asphalt? Wah, tidak ada apa-apanya! Tapi nyatanya bagaimana? Flappy Bird bisa lebih populer dari game-game hebat itu!
Hal ini harusnya menjadi pelajaran buat kita, khususnya buat pengembang game kita, agar tak selalu melihat terlalu tinggi dan mengabaikan hal-hal sepele, yang nyatanya bisa juga mempunyai potensi luar biasa. Karena sebuah permainan tak selalu harus terlihat luar biasa. Karena sebuah permainan semestinya adalah sebuah alat untuk membuat kita asyik dengannya. Dia menghisap emosi kita, mempermainkan ego kita, dan menantang nalar kita. Dengannya, naluri kita untuk bisa menaklukkan apa pun jadi benar-benar dibuat selalu membara.
Game-game 3D dengan grafis yang menakjubkan memang perlu, setidaknya untuk memikat minat kita. Juga game-game 2D yang punya grafis luar biasa. Namun di samping itu, bukankah yang lebih penting adalah permainannya itu sendiri? Ya, tentu saja. Sebuah permainan semestinya adalah suatu permainan yang sederhana dan menyenangkan, agar semua orang bisa memainkannya. Dan itulah hal utama yang ada pada Flappy Bird. Sebuah permainan yang sepertinya begitu mudah, yang bisa dimainkan oleh siapa saja, tapi ternyata sangat sulit!
Sederhana dan mudah, itulah kunci daya tarik Flappy Bird. Dan ketika orang menemukan kenyataan bahwa permainan itu ternyata tak semudah kelihatannya, itulah yang membuatnya menjadi candu. Orang yang tak pintar akan menjadi penasaran, sementara yang pintar merasa dilecehkan kualitas intelektualnya, sehingga tak mau berhenti bermain sampai benar-benar bisa memenangkannya. Itu kunci sukses Flappy Bird. Dan untuk itu, Dong Nguyen - pengembang game dari Vietnam - sangat beruntung karena telah menemukan ide yang luar biasa tersebut.
Flappy Bird ini, bagi Anda yang belum sempat memainkan permainan ini, adalah sebuah permainan sederhana mengenai bagaimana cara mengendalikan seekor burung yang terbang, agar ia berhasil melewati semua rintangan, dan tiba di tujuan akhirnya dengan selamat. Dalam permainan ini kita diharuskan bisa mengendalikan laju terbang si burung, dengan cara mengetuk-ngetuk layar, agar si burung tak menabrak pipa atau malah jatuh.
Burung itu hanya akan terbang, entah dengan misi apa, dan kita yang harus mengendalikan laju terbangnya, naik turunnya, ritmenya, timingnya, harus benar-benar pas. Sebab kalau tidak, dia akan menabrak atau menyundul pipa atau bahkan nyungsep jatuh, dan game over. Sederhana saja bukan? Gampang bukan? Kalau begitu, Anda harus mencobanya!
Atau, mau lihat contoh mainnya? Silakan....
No comments:
Post a Comment