SEKALI lagi masyarakat India dicela oleh sikapnya sendiri. Setelah mereka mengabaikan korban pemerkosaan tergeletak di tengah jalan raya beberapa waktu lalu, kini mereka juga mengabaikan sebuah keluarga korban kecelakaan lalu lintas. Ada apa sebenarnya dengan mereka? Telah matikah hati-nurani mereka? Apakah mereka telah memposisikan manusia sudah sederajat dengan binatang, sehingga bisa mereka abaikan nasibnya? Kita tak tahu. Tapi, mudah-mudahan hal seperti ini tidak terjadi di negeri kita. Karena kita bukan bangsa binatang, dan tak selayaknya bersifat dan bersikap seperti hewan....
Sebuah video mengejutkan muncul di India, yang menunjukkan orang-orang mengabaikan permintaan tolong seorang ayah yang putus asa karena istri dan anak perempuannya tewas di pinggir jalan karena kecelakaan lalu lintas.
Rekaman CCTV yang muncul Senin lalu itu, memperlihatkan seorang ayah memegangi anak laki-lakinya yang terluka dekat motornya yang terbalik, dan meminta tolong pada pengendara motor lain, sementara istri dan anak perempuannya yang berusia 8 bulan terbaring berdarah-darah di jalanan.
Menurut polisi, ayah itu diabaikan selama 40 menit di dalam terowongan yang baru dibangun di Jaipur, 250 km barat daya ibu kota, yang ramai dilewati oleh mobil-mobil, bus-bus, dan motor.
"Kegagalan seperti ini sangat, sangat umum terjadi di jalanan," kata Mridul Bhasin yang bekerja untuk kelompok keamanan jalan Muskaan.
"Ini sering terjadi, setiap hari, setiap menit di negara kami. Orang meninggal dan kami pura-pura tak melihat dan pergi ke tempat tujuan," kata Bhasin pada saluran TV kabel CNN-IBN.
Tabloid harian The Mail Today menerbitkan headline "India yang kejam melewati korban kecelakaan," sementara koran The Hindu menyebut insiden ini "menghidupkan apatisme warga sipil".
"Ini adalah tugas semua orang untuk membawa korban ke rumah sakit, karena nyawa mereka bisa diselamatkan," kata kepala polisi Jaipur, Lata Manoj, dalam wawancara televisi.
Pegawai gerbang tol melihat keluarga yang sedang naas ini dan menelepon polisi, yang kemudian datang ke lokasi, dan memindahkan sang ibu serta anak perempuanya ke rumah sakit di Jaipur.
Dr D.S. Meena yang menangani unit gawat darurat rumah sakit SMS mengatakan, kedua korban sudah meninggal sebelum tiba di rumah sakit. "Situasi mereka bisa selamat jika mendapat bantuan medis tepat waktu," ujar dia. Ayah dan anak laki-lakinya, yang menderita luka ringan, kemudian boleh melakukan rawat jalan.
Kecelakaan ini juga menyoroti aturan lalu lintas yang sering dilanggar - motor ini membawa empat orang tanpa helm, dan berjalan di terowongan, meski ada larangan buat kendaraan roda dua.
Keluarga ini terjatuh setelah motor mereka bertabrakan dengan truk yang terus berjalan, kata polisi.
Menggunakan rekaman CCTV yang menunjukkan plat mobil, polisi kini tengah memburu si pengendara truk. Prabhu Dayal, paman si ibu yang meninggal, menyalahkan kematian keponakannya pada apatisme publik.
"Suaminya meminta tolong selama 40 menit, tapi tak ada yang berhenti. Begitu memalukan, bagaimana apatisme memakan dua korban tewas," katanya pada AFP.
Situasi ini mirip dengan insiden serupa di Cina. Pada 2011, seorang balita di provinsi Zhejiang ditabrak oleh dua mobil, dan terbaring sekarat di pinggir jalan, sementara ada 18 orang berjalan melewatinya.
Apatisme publik juga menjadi sorotan pada bulan Desember, ketika korban pemerkosaan bergiliran berusia 23 tahun juga diacuhkan oleh orang lewat, setelah ia ditelanjangi dan dibuang di pinggiran jalan New Delhi.
Banyak yang menyalahkan polisi sebagai sumber kecuekan ini, karena orang yang berhenti untuk menolong sering diseret ke dalam masalah hukum, bahkan terlibat dalam kejahatan.
"Setelah pemerkosaan itu, kami melakukan survey online tentang kenapa orang tak mau membantu korban kekerasan atau kecelakaan," kata Apurva Mahendra dari yayasan SaveLIFE di Delhi, yang mendorong orang untuk membantu korban kekerasan.
"Kami melihat masalah hukum seperti harus muncul di pengadilan sebagai saksi adalah penghalang utama orang-orang untuk maju dan membantu," kata Mahendra, yang mengepalai program reaksi cepat yayasan tersebut.
Total ada 131.834 orang yang meninggal karena kecelakaan di jalan raya di India pada 2011, menurut Biro Catatan Kriminal Nasional.
Sebuah video mengejutkan muncul di India, yang menunjukkan orang-orang mengabaikan permintaan tolong seorang ayah yang putus asa karena istri dan anak perempuannya tewas di pinggir jalan karena kecelakaan lalu lintas.
Rekaman CCTV yang muncul Senin lalu itu, memperlihatkan seorang ayah memegangi anak laki-lakinya yang terluka dekat motornya yang terbalik, dan meminta tolong pada pengendara motor lain, sementara istri dan anak perempuannya yang berusia 8 bulan terbaring berdarah-darah di jalanan.
Menurut polisi, ayah itu diabaikan selama 40 menit di dalam terowongan yang baru dibangun di Jaipur, 250 km barat daya ibu kota, yang ramai dilewati oleh mobil-mobil, bus-bus, dan motor.
"Kegagalan seperti ini sangat, sangat umum terjadi di jalanan," kata Mridul Bhasin yang bekerja untuk kelompok keamanan jalan Muskaan.
"Ini sering terjadi, setiap hari, setiap menit di negara kami. Orang meninggal dan kami pura-pura tak melihat dan pergi ke tempat tujuan," kata Bhasin pada saluran TV kabel CNN-IBN.
Tabloid harian The Mail Today menerbitkan headline "India yang kejam melewati korban kecelakaan," sementara koran The Hindu menyebut insiden ini "menghidupkan apatisme warga sipil".
"Ini adalah tugas semua orang untuk membawa korban ke rumah sakit, karena nyawa mereka bisa diselamatkan," kata kepala polisi Jaipur, Lata Manoj, dalam wawancara televisi.
Pegawai gerbang tol melihat keluarga yang sedang naas ini dan menelepon polisi, yang kemudian datang ke lokasi, dan memindahkan sang ibu serta anak perempuanya ke rumah sakit di Jaipur.
Dr D.S. Meena yang menangani unit gawat darurat rumah sakit SMS mengatakan, kedua korban sudah meninggal sebelum tiba di rumah sakit. "Situasi mereka bisa selamat jika mendapat bantuan medis tepat waktu," ujar dia. Ayah dan anak laki-lakinya, yang menderita luka ringan, kemudian boleh melakukan rawat jalan.
Kecelakaan ini juga menyoroti aturan lalu lintas yang sering dilanggar - motor ini membawa empat orang tanpa helm, dan berjalan di terowongan, meski ada larangan buat kendaraan roda dua.
Keluarga ini terjatuh setelah motor mereka bertabrakan dengan truk yang terus berjalan, kata polisi.
Menggunakan rekaman CCTV yang menunjukkan plat mobil, polisi kini tengah memburu si pengendara truk. Prabhu Dayal, paman si ibu yang meninggal, menyalahkan kematian keponakannya pada apatisme publik.
"Suaminya meminta tolong selama 40 menit, tapi tak ada yang berhenti. Begitu memalukan, bagaimana apatisme memakan dua korban tewas," katanya pada AFP.
Situasi ini mirip dengan insiden serupa di Cina. Pada 2011, seorang balita di provinsi Zhejiang ditabrak oleh dua mobil, dan terbaring sekarat di pinggir jalan, sementara ada 18 orang berjalan melewatinya.
Apatisme publik juga menjadi sorotan pada bulan Desember, ketika korban pemerkosaan bergiliran berusia 23 tahun juga diacuhkan oleh orang lewat, setelah ia ditelanjangi dan dibuang di pinggiran jalan New Delhi.
Banyak yang menyalahkan polisi sebagai sumber kecuekan ini, karena orang yang berhenti untuk menolong sering diseret ke dalam masalah hukum, bahkan terlibat dalam kejahatan.
"Setelah pemerkosaan itu, kami melakukan survey online tentang kenapa orang tak mau membantu korban kekerasan atau kecelakaan," kata Apurva Mahendra dari yayasan SaveLIFE di Delhi, yang mendorong orang untuk membantu korban kekerasan.
"Kami melihat masalah hukum seperti harus muncul di pengadilan sebagai saksi adalah penghalang utama orang-orang untuk maju dan membantu," kata Mahendra, yang mengepalai program reaksi cepat yayasan tersebut.
Total ada 131.834 orang yang meninggal karena kecelakaan di jalan raya di India pada 2011, menurut Biro Catatan Kriminal Nasional.
No comments:
Post a Comment