PADA akhirnya, harus diakui bahwa langkah yang diambil Thorsten
Heins, mantan CEO BlackBerry, adalah spekulasi yang jenius. Ia berusaha
menyelamatkan atau setidaknya menahan keruntuhan BlackBerry dengan aplikasi andalan BlackBerry,
yaitu aplikasi pengirim pesan instan BBM. Dia berhasil. Karena ternyata, dunia
(para pemakai gadget dan penggila chatting) menyintai BBM tanpa reserve.
Sehingga dalam waktu singkat, BBM berhasil menggeser dominasi WhatsApp sebagai
media chatting paling banyak penggunanya.
Lalu, setelah BBM berhasil menjadi instant messenger paling
banyak penggunanya, apa yang harus dilakukan? Tetap jualan gadget BlackBerry?
Itu bisa jadi usaha yang sangat berresiko, mengingat minat pengguna gadget
sudah mengendur pada BlackBerry. Kecuali kalau hanya berusaha bertahan sampai
dapat ‘kesempatan kedua’, itu sah-sah saja. Tapi kalau BlackBerry mau sedikit
menurunkan gengsinya, bisa saja toh BlackBerry membuat gadget dengan sistem
operasi Android atau Windows Phone? Sebab, yang lagi digandrungi oleh pengguna
gadget saat ini adalah sistem operasinya, bukan sekadar gadgetnya.
Namun rupanya, BlackBerry telah menangkap peluang yang terbuka
untuknya itu. Maka, belum lama ini, BlackBerry telah mengakuisisi ScrOOn, yakni
perusahaan yang bergerak di bidang pengelolaan halaman media sosial untuk
perusahaan-perusahaan besar, yaitu antara lain Warner Bros. Entertainment,
LVMH, dan lain-lain.
Apa yang akan dilakukan BlackBerry dengan mengakuisisi ScrOOn
itu? Ya kira-kira seperti yang juga dilakukan oleh penyedia layanan instant
messenger yang lain, yaitu memetik uang dari layanannya. Apakah pengguna BBM
akan dikenai bayaran? Kemungkinan besar, tidak. Tapi bahwa di BBM nantinya akan
ada iklan, itu bisa jadi. Sebab ScrOOn memang bermain di wilayah itu.
Jadi, kalau penyedia layanan pengirim pesan instan lain mengutip
uang dari menjual stiker atau emoticon, bahkan ada yang membuka layanan
berlangganan – dengan berbayar tentu, BlackBerry akan membuat channel-channel
tematik, yang bisa diisi dengan entertainment, fashion, barang mewah, dan
sebagainya. Nah, para pengiklan itu akan membayar postingan sponsor di
channel-channel tersebut, yang telah diatur targetnya pada kelompok-kelompok
pengguna secara spesifik, yang pengelolaannya akan dilakukan oleh ScrOOn.
Sebab, faktanya, tak mungkinlah BBM bisa terus melayani dengan
tanpa pemasukan. Gratis memang akan tetap gratis, tapi BlackBerry juga perlu
dana untuk pemeliharaan dan pengembangan. Dan itu, nantinya diperoleh lewat iklan-iklan
tersebut.
Di dunia ini tak ada yang benar-benar gratis, bukan?
No comments:
Post a Comment