Ikatan batin, pertalian kasih sayang, antara seorang
anak dan ibunya adalah mukjizat nyata yang seringkali kita abaikan.
Namun Tuhan tiada bosan untuk selalu menyentuh kita dengan berbagai cara
agar memperhatikan itu. Dan apa yang terjadi di Negeri Tirai Bambu ini
adalah salah satu contoh nyata, bagaimana Tuhan mengingatkan kita untuk
meyakini bahwa kasih sayang adalah hal utama dalam kehidupan. Agar kita
tetap berpegang kepadanya, dan menjaganya supaya tetap tinggal di dalam
sanubari kita. Agar kehidupan selalu menjadi ladang bagi
kebaikan-kebaikan, dan tiap tindakan bersumber pada nilai-nilai kasih
sayang.
Seorang Ibu bernama Zhang Rongxiang dari Provinsi Jiangsu, China, ketika sedang hamil tua telah mengalami kecelakaan serius. Dan kecelakaan itu telah membuatnya koma. Di rumah sakit, upaya penyelamatan bayi dalam kandungannya dilakukan dengan operasi caesar. Ternyata berhasil. Anak itu kemudian diberi nama Gao Qinbao.
Sementara ibunya terus terbaring tak berdaya dalam koma, si bocah Qinbao tumbuh menjadi kanak. Ketika bocah itu berusia tiga tahun, persisnya pada bulan Oktober 2013, ibunya bangun dari komanya. Dan pada hari itulah Si Ibu kali pertama melihat anaknya. Alangkah bahagianya mereka berdua. Dan Qindao, segera saja tak hendak beringsut dari sisi ibundanya yang telah melahirkannya itu.
Karena lama dalam kondisi koma, maka Rongxiang mengalami kesulitan untuk menelan makanan padat. Dan apa yang dilakukan oleh anaknya, Qinbao, untuknya? Dengan sangat sabar dan telaten anak itu menyuapi ibunya dari mulut ke mulut. Ia mengunyahkan makanan untuk Sang Ibu, hingga lumat, lalu menyuapkan dengan mulutnya ke mulut ibunya.
Begitulah Tuhan menunjukkan gambaran naluri kasih sayang di antara ibu dan anak. Kasih sayang yang menyokong keduanya untuk saling berbagi dalam semangat hidup.
Seorang Ibu bernama Zhang Rongxiang dari Provinsi Jiangsu, China, ketika sedang hamil tua telah mengalami kecelakaan serius. Dan kecelakaan itu telah membuatnya koma. Di rumah sakit, upaya penyelamatan bayi dalam kandungannya dilakukan dengan operasi caesar. Ternyata berhasil. Anak itu kemudian diberi nama Gao Qinbao.
Sementara ibunya terus terbaring tak berdaya dalam koma, si bocah Qinbao tumbuh menjadi kanak. Ketika bocah itu berusia tiga tahun, persisnya pada bulan Oktober 2013, ibunya bangun dari komanya. Dan pada hari itulah Si Ibu kali pertama melihat anaknya. Alangkah bahagianya mereka berdua. Dan Qindao, segera saja tak hendak beringsut dari sisi ibundanya yang telah melahirkannya itu.
Karena lama dalam kondisi koma, maka Rongxiang mengalami kesulitan untuk menelan makanan padat. Dan apa yang dilakukan oleh anaknya, Qinbao, untuknya? Dengan sangat sabar dan telaten anak itu menyuapi ibunya dari mulut ke mulut. Ia mengunyahkan makanan untuk Sang Ibu, hingga lumat, lalu menyuapkan dengan mulutnya ke mulut ibunya.
Begitulah Tuhan menunjukkan gambaran naluri kasih sayang di antara ibu dan anak. Kasih sayang yang menyokong keduanya untuk saling berbagi dalam semangat hidup.
No comments:
Post a Comment