(Kiri) Grand Akasaka Prince Hotel sebelum diruntuhkan, (kanan) pada saat diruntuhkan. |
Ini memang sebuah cara membongkar gedung pencakar langit: tanpa bahan peledak seperti yang lazim digunakan saat ini. Pelan tapi pasti, tanpa suara ledakan dan asap membumbung tinggi, hotel ini mulai dilucuti.
Ini yang berlangsung di dalam bangunan yang diruntuhkan itu. |
Sekarang, masa kejayaan telah berlalu. Tiap 10 hari, hotel ini berkurang 2 lantai atau sekitar 6,4 meter. Tasei Corp punya sebuah metode untuk mengisolasi kebisingan dan debu yang dihasilkan dari sebuah penghancuran. Selain itu, mereka juga mendaur ulang energi yang terpendam dalam sebuah gedung pencakar langit.
Begini ilustrasi teknik peruntuhannya. |
Saat ini, ada 15 dongkrak hidrolik yang digunakan untuk menopang penutup ini selama proses pembongkaran berjalan selantai demi selantai. Materi yang dihancurkan kemudian dipisahkan dan bila mungkin didaur ulang.
“Dengan adanya penutup ini di atas gedung, kami bisa mengisolasi kebisingan dan debu semaksimal mungkin,” terang Ichihara. “Polusi debu berkurang 90 persen, membuat efeknya untuk lingkungan sangat kecil.”
Kemegahan Grand Akasaka Prince Hotel sebelum diruntuhkan. |
Situasi ini berubah sejak era 1990an ketika terjadi letupan di bursa efek dan pasar properti Jepang. Hotel-hotel mewah tak lagi ramai oleh tamu dan mereka harus berjuang keras untuk mendatangkan konsumen.
Silakan menyaksikan videonya, melalui Youtube:
No comments:
Post a Comment