Ilmu pengetahuan, sampai di mana batasnya? Apakah upaya manusia dalam mengutak-atik masalah reproduksi termasuk dalam kategori 'mendurhakai kodrat'? Bahkan bisa misalnya demi kebaikan manusia? Ini memang bisa jadi polemik yang panjang. Namun Israel tak ambil pusing dengan batas-batas itu. Dan hasilnya, sejumlah ilmuwan fertilitas Israel dikabarkan telah berhasil menciptakan sel telur
manusia buatan, dengan menggunakan sel-sel dari kantung ketuban yang
mengelilingi bayi di dalam rahim.
Para ahli meyakini bahwa penemuan ini akan mengarah pada pembuatan sel telur manusia secara massal, untuk pasangan infertil, dan sekaligus menghentikan percobaan yang mengandalkan donasi telur dari perempuan subur.
“Para dokter sudah lama mencari alternatif pengganti cara donasi telur. Kami berharap, penemuan ini segera mendorong pembuatan telur sebanyak mungkin yang diperlukan,” ujar Profesor Eliezer Shalev, dari Technion Israel Institute of Technology di Haifa, Israel Utara, yang memimpin penelitian.
Sel ketuban berkembang pada tahap awal kehidupan janin, dan diketahui dapat berubah menjadi jenis sel lain. Sejauh ini, sel telur tumbuh dari sel kantung ketuban yang belum matang, pada tahap sel germinal dalam ovarium perempuan, sebelum mencapai pubertas.
Para ilmuwan kini mulai menggunakan bahan kimia, berupa hormon perangsang, untuk mengembangkan sel-sel tersebut menjadi sel telur matang, yang mampu melakukan pembuahan dengan sperma.
Shalev yakin, bahwa sel-sel telur ini akan matang dalam 2-3 tahun mendatang. “Menurut kami, sebagian besar perempuan akan lebih bahagia jika menyumbangkan kantung ketuban, ketimbang dibuang,” ujar Shalev.
Studi ini sudah dipublikasikan dalam jurnal Reproductive Biology and Endocrinology.
Para ahli meyakini bahwa penemuan ini akan mengarah pada pembuatan sel telur manusia secara massal, untuk pasangan infertil, dan sekaligus menghentikan percobaan yang mengandalkan donasi telur dari perempuan subur.
“Para dokter sudah lama mencari alternatif pengganti cara donasi telur. Kami berharap, penemuan ini segera mendorong pembuatan telur sebanyak mungkin yang diperlukan,” ujar Profesor Eliezer Shalev, dari Technion Israel Institute of Technology di Haifa, Israel Utara, yang memimpin penelitian.
Sel ketuban berkembang pada tahap awal kehidupan janin, dan diketahui dapat berubah menjadi jenis sel lain. Sejauh ini, sel telur tumbuh dari sel kantung ketuban yang belum matang, pada tahap sel germinal dalam ovarium perempuan, sebelum mencapai pubertas.
Para ilmuwan kini mulai menggunakan bahan kimia, berupa hormon perangsang, untuk mengembangkan sel-sel tersebut menjadi sel telur matang, yang mampu melakukan pembuahan dengan sperma.
Shalev yakin, bahwa sel-sel telur ini akan matang dalam 2-3 tahun mendatang. “Menurut kami, sebagian besar perempuan akan lebih bahagia jika menyumbangkan kantung ketuban, ketimbang dibuang,” ujar Shalev.
Studi ini sudah dipublikasikan dalam jurnal Reproductive Biology and Endocrinology.
No comments:
Post a Comment