BAGI masyarakat Tionghoa, bulan Februari ini adalah bulan yang istimewa. Karena pada bulan inilah kalender mereka akan berganti, atau yang biasa dikenal dengan sebutan Imlek.
Buat kalangan yang bukan keturunan Tionghoa, Imlek itu ya artinya perayaan tahun baru masyarakat keturunan Tionghoa yang identik dengan warna merah, barongsai, dan angpau. Apa benar begitu? Ternyata tidak. Sebenarnya ada rangkaian tradisi unik yang tak banyak diketahui oleh masyarakat non Tionghoa, yang berkaitan dengan perayaan Imlek.
Tahun ini, perayaan imlek akan jatuh pada hari Minggu, tanggal 10 Februari 2013. Dan tahun yang akan datang ini adalah tahun 2564, sebagai tahun ular air.
Sebenarnya, Perayaan Imlek ini adalah tradisi pergantian tahun yang sama seperti perayaan tahun baru hijriah bagi umat Islam, dan juga masyarakat yang menggunakan kalender Masehi. Hanya saja, yang membedakannya adalah tradisi atau cara merayakannya.
Bagi masyarakat keturunan Tionghoa, apa pun agamanya, Imlek adalah saat untuk kembali kepada tradisi leluhur. Oleh karena itu, seluruh etnis Tionghoa, termasuk yang beragama Islam, juga ikut merayakan Imlek ini.
Dalam merayakan Imlek ada beberapa tradisi yang biasa dilakukan oleh masyarakat keturunan Tionghoa, antara lain adalah pertunjukan barongsai dan liong, angpao, membersihkan rumah, dan lain sebagainya.
Tradisi barongsai dan liong
Tarian Barongsai yang ditampilkan pada saat Perayaan Imlek, sebenarnya memiliki makna sebagai ritual untuk mendapatkan penjagaan atas keselamatan, kemegahan, dan rejeki. Karena menurut bahasa Cina, Sai berarti singa, yaitu hewan yang dianggap sebagai raja binatang. Oleh karena itu, Barongsai dianggap sebagai simbol penjaga keselamatan. Sebab, patung singa dinilai membawa kemegahan, rezeki dan juga membawa kebahagiaan. Sedangkan liong atau naga, dipercaya bisa membawa hoki.
Angpao
Perayaan Imlek juga tak lepas dari tradisi bagi-bagi angpao. Tradisi membagikan angpao pada saat imlek ini, sebenarnya berkaitan dengan transfer energi dan kesejahteraan. Dalam tradisi ini, orang yang sudah berkeluarga harus memberikan rejeki kepada orangtua, anak, dan kepada kerabatnya.
Membersihkan rumah
Sebelum hari Imlek tiba, ada tradisi membersihkan rumah di kalangan masyarakat keturunan Tionghoa. Tradisi ini dianggap sangat penting, yaitu untuk memastikan bahwa kondisi rumah yang bersih ini, melambangkan keyakinan bahwa rumah akan bersih dari keburukan, dan siap untuk menerima keberuntungan di tahun yang baru.
Melunasi hutang
Menjelang tahun baru, masyarakat keturunan Tionghoa akan melunasi, atau setidaknya mengurangi jumlah hutangnya, sebagai salah satu tradisi yang wajib dilaksanakan. Harapannya, pada tahun selanjutnya tidak terbebani dengan hutang lagi.
Pantang Makan Bubur
Pada saat Imlek, ada tradisi yang melarang untuk memakan bubur. Karena bagi masyarakat keturunan Tionghoa, bubur merupakan simbol kemiskinan. Namun, ada juga pantangan membalikkan ikan. Ikan yang disajikan tidak boleh dibalik posisinya. Sehingga, bila ingin mengambil ikan pada sisinya yang lainnya, posisinya harus tetap seperti semula, tidak boleh dibalik. Selain itu, ikan juga tidak boleh dimakan habis. Harus disisakan untuk acara makan besok hari. Ini melambangkan nilai surplus untuk tahun berikutnya.
Nah, selamat merayakan Imlek, bagi yang merayakan. Dan semoga menjadi tambahan wawasan bagi yang tak merayakan Imlek.
Buat kalangan yang bukan keturunan Tionghoa, Imlek itu ya artinya perayaan tahun baru masyarakat keturunan Tionghoa yang identik dengan warna merah, barongsai, dan angpau. Apa benar begitu? Ternyata tidak. Sebenarnya ada rangkaian tradisi unik yang tak banyak diketahui oleh masyarakat non Tionghoa, yang berkaitan dengan perayaan Imlek.
Tahun ini, perayaan imlek akan jatuh pada hari Minggu, tanggal 10 Februari 2013. Dan tahun yang akan datang ini adalah tahun 2564, sebagai tahun ular air.
Sebenarnya, Perayaan Imlek ini adalah tradisi pergantian tahun yang sama seperti perayaan tahun baru hijriah bagi umat Islam, dan juga masyarakat yang menggunakan kalender Masehi. Hanya saja, yang membedakannya adalah tradisi atau cara merayakannya.
Bagi masyarakat keturunan Tionghoa, apa pun agamanya, Imlek adalah saat untuk kembali kepada tradisi leluhur. Oleh karena itu, seluruh etnis Tionghoa, termasuk yang beragama Islam, juga ikut merayakan Imlek ini.
Dalam merayakan Imlek ada beberapa tradisi yang biasa dilakukan oleh masyarakat keturunan Tionghoa, antara lain adalah pertunjukan barongsai dan liong, angpao, membersihkan rumah, dan lain sebagainya.
Tradisi barongsai dan liong
Tarian Barongsai yang ditampilkan pada saat Perayaan Imlek, sebenarnya memiliki makna sebagai ritual untuk mendapatkan penjagaan atas keselamatan, kemegahan, dan rejeki. Karena menurut bahasa Cina, Sai berarti singa, yaitu hewan yang dianggap sebagai raja binatang. Oleh karena itu, Barongsai dianggap sebagai simbol penjaga keselamatan. Sebab, patung singa dinilai membawa kemegahan, rezeki dan juga membawa kebahagiaan. Sedangkan liong atau naga, dipercaya bisa membawa hoki.
Angpao
Perayaan Imlek juga tak lepas dari tradisi bagi-bagi angpao. Tradisi membagikan angpao pada saat imlek ini, sebenarnya berkaitan dengan transfer energi dan kesejahteraan. Dalam tradisi ini, orang yang sudah berkeluarga harus memberikan rejeki kepada orangtua, anak, dan kepada kerabatnya.
Membersihkan rumah
Sebelum hari Imlek tiba, ada tradisi membersihkan rumah di kalangan masyarakat keturunan Tionghoa. Tradisi ini dianggap sangat penting, yaitu untuk memastikan bahwa kondisi rumah yang bersih ini, melambangkan keyakinan bahwa rumah akan bersih dari keburukan, dan siap untuk menerima keberuntungan di tahun yang baru.
Melunasi hutang
Menjelang tahun baru, masyarakat keturunan Tionghoa akan melunasi, atau setidaknya mengurangi jumlah hutangnya, sebagai salah satu tradisi yang wajib dilaksanakan. Harapannya, pada tahun selanjutnya tidak terbebani dengan hutang lagi.
Pantang Makan Bubur
Pada saat Imlek, ada tradisi yang melarang untuk memakan bubur. Karena bagi masyarakat keturunan Tionghoa, bubur merupakan simbol kemiskinan. Namun, ada juga pantangan membalikkan ikan. Ikan yang disajikan tidak boleh dibalik posisinya. Sehingga, bila ingin mengambil ikan pada sisinya yang lainnya, posisinya harus tetap seperti semula, tidak boleh dibalik. Selain itu, ikan juga tidak boleh dimakan habis. Harus disisakan untuk acara makan besok hari. Ini melambangkan nilai surplus untuk tahun berikutnya.
Nah, selamat merayakan Imlek, bagi yang merayakan. Dan semoga menjadi tambahan wawasan bagi yang tak merayakan Imlek.
No comments:
Post a Comment