Wednesday, March 19, 2014

Bipolar, Musuh di Dalam Diri Kita

KALAU bersinggungan dengan masalah kejiwaan, pertanyaan yang paling relevan adalah: “Benarkah saya ini sehat wal afiat, lahir batin?” Secara fisik, tentu saja kita bisa yakin – walaupun belum tentu benar – bahwa kita sehat. Namun secara psikologis, kita harus yakin bahwa kita sehat, tapi kita juga harus yakin bahwa kita tak benar-benar sehat. Mengapa? Karena ada begitu banyak penyakit kejiwaan yang bisa bersemayam di dalam diri kita, tanpa kita menyadarinya, dan kalaupun menyadarinya belum tentu tahu penyakit apa sebenarnya yang sedang kita derita. Fobia misalnya. Ada begitu banyak jenis fobia di dunia ini, yang salah satunya mungkin menghinggapi kita. Jadi, Anda tinggal bertanya kepada diri sendiri, apa yang saya takuti? Salah satu dari sekian banyak penyakit gangguan jiwa, yang sudah dikenali, dan di Indonesia mulai diungkap oleh penderitanya dan juga ahli jiwa yang menangani, ialah Bipolar. Di Wikipedia, kita akan menemukan penjelasan ini: Bipolar disorder adalah jenis penyakit psikologi, ditandai dengan perubahan mood (alam perasaan) yang sangat ekstrim, yaitu berupa depresi dan mania. Pengambilan istilah bipolar disorder mengacu pada suasana hati penderitanya yang dapat berganti secara tiba-tiba antara dua kutub (bipolar) yang berlawanan yaitu kebahagiaan (mania) dan kesedihan (depresi) yang ekstrim.


Nah, kalau Anda seorang yang sangat moody, maka Anda harus mempelajari mengenai gejala kejiwaan ini, supaya Anda tahu, apakah Anda penderita Bipolar atau bukan. Sebab, amat penting Anda mengetahui penyakit ini sebelum Anda ditinggalkan oleh orang-orang akibat sikap Anda yang dianggap tak normal, walaupun bukan dalam artian gila. Sebab, kebanyakan orang normal akan sangat terganggu oleh tingkah-laku yang berlebihan, baik dalam kegembiraan maupun pada saat bersedih. Dan orang Bipolar bisa sangat lebay perilakunya. Karena memang di situlah gangguan jiwanya.

Akhir pekan silam, Sabtu, 1 Maret 2014, di Kedai Lentera, Jalan Sawo Manila, Jati Padang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, TNOL menghadiri acara yang diselenggarakan komunitas Bipolar Care Indonesia, yang pelaksanaannya ditangani langsung oleh 3 orang pendiri komunitas ini, yaitu Igi Oktamiasih, Miliana Kanita, Vindy Ariella. Acara yang disebut sebagai psikoedukasi itu dinara-sumberi oleh Psikolog RSUP Fatmawati, Widya S. Sari, M.Psi. Sebuah acara yang sangat menarik untuk dihadiri dan diikuti oleh mereka yang peduli dengan penyakit-penyakit gangguan jiwa, penderita Bipolar, dan juga orang awam yang ingin tahu mengenai penyakit ini.

Karena acara psikoedukasi ini diplot dalam 3 termin penyelenggaraan, maka pada penyelenggaraan kali ini, yang dibahas oleh Widya ialah mengenai stres. Sebab, ternyata stres bisa menjadi cikal-bakal dari munculnya gangguan jiwa Bipolar pada seseorang. Secara khusus, TNOL bertanya mengenai kemungkinan seseorang terjangkit Bipolar karena tekanan stres yang intens dan berkesinambungan. Dan Widya menyatakan sangat mungkin. Karena kemampuan jiwa punya batas untuk menahankan tekanan yang dialaminya. Jadi, kalau batas itu telah terlampaui, maka keseimbangan akan goyah dan otomatis kesehatan jiwa akan runtuh. Jadi, hati-hati dengan stres yang Anda alami. 

Mengenal Stres
Dalam presentasinya mengenai stres, Widya membagi stres dalam tiga kategori, yaitu stres aku (sementara), stres akut episodik (berulang), dan stres kronis (menetap). Kalau Anda tak paham apa yang dimaksud dengan stres itu, gejala umumnya ialah perasaan cemas, suasana hati negatif, dan kemudian muncul keluhan-keluhan fisik seperti sakit perut atau sering buang air kecil.

Supaya lebih mengenal akan stres, mari kita ikut penjelasannya. Stres akut (sementara) ialah stres yang umum terjadi karena tekanan atau tuntutan sehari-hari, dan biasanya memunculkan gejala fisik jangka pendek, seperti cemas terlambat ke kantor karena bangun kesiangan. Selanjutnya, Stres akut episodik (berulang), yaitu stres yang terjadi secara berulang-ulang akibat kegagalan problem-solving, umpamanya setiap akan menghadapi ujian dan kita merasa belum siap, maka gejala stres akan muncul. 

Stres kronis adalah tingkat stres yang bisa dibilang sudah berada di zona merah. Stres ini terjadi karena tekanan yang terjadi secara simultan dan dalam jangka waktu yang panjang, sehingga tak lagi bisa melihat jalan keluar untuk masalahnya, yang kemudian menyebabkannya jadi putus asa dan depresi, misalnya karena kemiskinan yang permanen yang menyebabkan kualitas hidupnya sangat rendah, dan terus makin merendah.

Sekarang, mari kita kenali reaksi tubuh kita terhadap stres. Normalnya, tubuh akan bereaksi seperti berikut ini: Detak jantung dan tekanan darah meningkat (bikin sakit kepala, dan semacamnya), pencernaan melambat (jadi sakit perut), napas jadi cepat (menyuplai oksigen ke pembuluh darah), otot-otot mengencang untuk bersiap atas respon darurat (nonjok orang, dan sebagainya), berkeringat untuk mendinginkan tubuh, dan yang bisa berbahaya ialah dijalankannya mekanisme pembekuan darah – yang bisa menyebabkan stroke.

Bayangkan kalau stres itu terjadi secara terus-menerus untuk jangka waktu yang panjang. Karena tubuh tak dapat menanggungkan reaksi itu terlalu lama, sebab bisa mengakibatkan gangguan fungsi organ. Selain itu, stres yang terus-menerus akan membuat tubuh menjadi lelah, yang akhirnya bisa diikuti oleh reaksi kognitif berupa pikiran-pikiran tak rasional, emosi negatif, dan selanjutnya memunculkan perilaku yang tidak adaptif. Nah, kalau sudah sampai pada gejala yang terakhir itu, maka gangguan jiwa sudah dimulai. Meminta bantuan ahli jiwa adalah jalan keluarnya. 

Selintas mengenai Bipolar
Seperti telah diungkap di atas, Bipolar adalah gangguan jiwa yang membuat penderitanya jadi memiliki mood atau suasana hati yang bertolak belakang secara ekstrim, yaitu mania dan depresi. Mania, atau rasa gembira yang meluap-luap secara berlebihan yang berlangsung lebih dari dua minggu, di mana penderita merasa memiliki semangat yang tak kunjung padam untuk melakukan segala sesuatu. Sebaliknya, Depresi Bipolar atau perasaan sedih yang tak masuk akal karena sangat berlebihan dan tidak bisa dikendalikan. Depresi ini bisa mematahkan semangat hidup orang yang mengalaminya, dan bahkan bisa menyebabkannya bunuh diri.


Untuk lebih jelasnya, mari kita lihat apa tanda dan gejala kedua mood Bipolar itu. Tanda dan gejala mania itu berupa rasa gembira yang berlebihan, namun juga mudah tersinggung dan marah, merasa dirinya sangat penting, merasa kaya atau memiliki kemampuan lebih dibanding orang lain, penuh ide dan semangat baru, cepat berpindah dari satu ide ke ide lainnya, merasa mendengar suara-suara yang orang lain tak dapat mendengarnya, nafsu seksual meningkat, menyusun rencana yang tak masuk akal, sangat aktif dan bergerak sangat cepat, berbicara sangat cepat sehingga sukar dimengerti, menghamburkan uang, membuat keputusan aneh dan mendadak namun cenderung membahayakan, merasa sangat mengenal orang lain, mudah mengritik orang lain, sukar menahan diri dalam perilaku sehari-hari, sulit tidur, merasa sangat bersemangat sehingga waktu yang 24 jam sehari dirasa tak cukup.


Tanda dan gejala depresi Bipolar yaitu berupa suasana hati yang murung dan perasaan sedih yang berkepanjangan, sehingga membuat penderitanya sering menangis atau ingin menangis tanpa alasan yang jelas, kehilangan minat untuk melakukan sesuatu, tidak mampu merasakan kegembiraan, mudah letih, tak bergairah, tak bertenaga, sulit konsentrasi, merasa tak berguna dan putus asa, merasa bersalah dan berdosa, rendah diri dan kurang percaya diri, beranggapan masa depan suram dan pesimistis, berpikir untuk bunuh diri, hilang nafsu makan atau makan berlebihan, penurunan berat badan atau penambahan berat badan, sulit tidur, bangun tidur lebih awal, atau tidur berlebihan, mual, mulut kering, susah BAB, terkadang diare, kehilangan gairah seksual, menghindari komunikasi dengan orang lain dan mengurung diri di kamar.


Kalau Anda merasa memiliki atau mengalami hal-hal seperti yang disebutkan di atas, ada baiknya Anda memeriksakan diri ke ahli jiwa – psikiater. Namun untuk sekadar mencari tahu, atau ingin bergabung dengan sesama penderita Bipolar, silakan bergabung di grup facebook: Bipolar Care Indonesia, atau di twitter: @BipolarCareInd, atau di WhatsApp: 0856 1114 131, serta silakan juga melihat blognya di www.bipolarcareind.blogspot.com.

No comments:

Post a Comment