Monday, August 11, 2014

Tak ada kursi kosong, tukang ojek yang jadi anggota DPRD jongkok

Beberapa periode setelah reformasi, rakyat Indonesia kembali merasa kecewa dengan integritas para wakil rakyat, baik di DPR, MPR, maupun DPD - di daerah atau di pusat. Hal itu dikarenakan tingkah-laku para oknum, yang secara terang-terangan merusak citra terhormat dari anggota dewan, baik dalam hal menjalankan tugasnya, penyalahgunaan anggaran dan jabatan, hingga korupsi dengan pemerasan. 

Namun di antara tingkah laku memuakkan para oknum itu, ternyata masih ada sosok yang patut dihormati. Setidaknya pada satu ketika, saat wartawan memergoki tingkahnya yang mencerminkan kesederhanaan pribadinya.

Kejadian saat beberapa wartawan bertandang ke rumah Wahid, tukang ojek yang baru saja dilantik jadi anggota DPRD Kota Manado, Senin (11/8), usai acara pelantikan. Lantaran tak ada lagi kursi yang kosong, Wahid terpaksa jongkok didepan wartawan.

Saat itu, sekitar 10 orang wartawan bertandang ke rumahnya yang terletak di Kelurahan Sindulang I, Kecamatan Tuminting, Manado, untuk mengucapkan selamat. Usai bersalaman, Wahid meminta salah seorang keluarganya untuk mengambil gambar.

"Tolong foto saya dengan teman-teman wartawan," pintanya. Saat sesi foto selesai, dengan ramah dia mempersilahkan para wartawan untuk duduk.

Ternyata kursi yang berada di ruang tamu kecil berukuran sekitar 2,5x4 meter ini pas dengan jumlah wartawan. Wahid pun tak kebagian tempat duduk.

Melihat tak ada lagi kursi yang kosong, tiba-tiba ia langsung jongkok memegang pinggiran meja yang terletak dibagian tengah ruangan, tepat didepan para wartawan.

Tindakan Wahid ini tentu saja membuat terkejut. "Aduuh pak. Silahkan duduk disini," tutur seorang wartawan sambil menyodorkan kursinya, sementara yang lain senyam-senyum dengan tingkah mantan tukang ojek ini.

"Enggak apa-apa. Kalian kan tamu. Sudah seharusnya tamu itu dilayani dengan baik," ujar dia polos.

Setelah dijelaskan bahwa saat ini dirinya telah menjadi anggota dewan dan tak perlu bertindak seperti itu, barulah Wahid beranjak duduk di kursi yang disodorkan.

Wahid sendiri maju mencalonkan diri melalui Partai Amanat Nasional (PAN). Berbekal modal uang sejumlah Rp 40 juta hasil simpanan pribadi dan bantuan teman-teman sesama tukang ojek, dirinya sukses melenggang sebagai wakil rakyat dari Dapil Tuminting dengan torehan 1.919 suara. Ia mengalahkan delapan caleg lainnya dari dapil yang sama.

No comments:

Post a Comment