Ada lima sebab mengapa bulan Ramadhan mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dibanding dengan bulan-bulan lainnya, khususnya bagi umat Muhammad SAW. dan terutama orang-orang yang beriman, yaitu karena bulan Ramadhan mempunyai lima keistimewaan yang tidak ada pada bulan yang lain, yakni: Pertama, karena pada bulan ini Allah memerintahkan orang-orang beriman untuk melakukan puasa selama sebulan penuh – dan hanya karena Allah semata. Yang kedua, karena di bulan ini Allah menganugerahkan Lailatul Qadar kepada hamba-hamba-Nya yang beriman, yaitu suatu malam yang memiliki kemuliaan setara dengan 1.000 bulan beribadah. Ketiga, karena pada bulan ini Allah membukakan kesempatan bagi hamba-Nya yang bertakwa untuk membersihkan diri dengan membayar kewajiban zakat fitrah – agar pada Idul Fitri nanti menjadi manusia yang laksana baru dilahirkan kembali. Keempat, Allah menggenapi kemuliaan Ramadhan dengan menurunkan Al-Quran pada kali pertama di malam bulan ini – yang biasa kita peringati dengan sebutan malam Nuzulur Quran. Dan yang kelima, yang terpenting buat kita, ialah karena pada bulan ini semua amal kebajikan kita dilipat-gandakan ganjarannya oleh Allah SWT.
Berpuasa Karena Allah
Puasa adalah bagian dari rukun Islam yang lima, yaitu: Mengucap dua kalimat syahadat, menunaikan sholat, membayarkan zakat, memenuhi perintah puasa, dan pergi haji setelah mampu.
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (Al-Baqarah : 183)
Ayat di atas adalah ayat berisi perintah puasa di bulan Ramadhan untuk kaum muslimin dan muslimat yang beriman yang ada di seluruh dunia.
Kenapa ayatnya berbunyi “Hai orang-orang yang beriman?”, karena puasa ini memang hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah SWT. Karena kalau tidak dilandasi dengan iman dan keikhlasan, maka puasa kita hanya akan mendapat lapar dan dahaga saja.
Puasa merupakan ibadah vertikal antara manusia kepada Allah SWT. Puasa merupakan bukti keimanan dan keikhlasan seorang hamba kepada Sang Pencipta. Puasa tidak ada yang bisa menilainya selain Allah SWT.
Salman Al Farisi meriwayatkan: “Dalam sebuah hadis panjang, Rasulullah SAW. berkhotbah di hadapan kami, pada akhir bulan Sya’ban. Beliau berpesan: “Wahai umat manusia, sesungguhnya kami naungi bulan yang mulia lagi diberkati karena Ramadhan itu adalah bulan kesabaran, dan sabar itu balasannya adalah surga. Ramadhan juga adalah bulan yang padanya ditambah Allah rezeki orang mukmin. ‘Barang siapa yang memberi makan kepada orang yang berbuka puasa pada bulan ini, adalah baginya pahala seperti memerdekakan seorang hamba dan dosa-dosanya pula diampunkan,’.”
Ibnu Abbas berkata, “Rasulullah adalah orang yang paling banyak bersedekah, dan beliau memperbanyakkan sedekah di bulan Ramadhan, yaitu bulan dimana Jibril as. bertemu beliau setiap malam dari awal hingga akhir Ramadhan.” (Bukhari). Sabda Rasulullah SAW. “Barangsiapa yang memberi makan (berbuka) untuk orang yang berpuasa, ia akan mendapat pahala yang sama banyaknya dengan pahala puasa orang yang diberi makan itu, tanpa mengurangkan sedikitpun pahala orang itu.” Riwayat (at-Tirmidzi)
Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad bersabda: “Apabila datang hari pertama Ramadhan, maka bertiuplah angin ‘Al-Mutsiiratu’ dari Arsy dan menggerakkan daun pohon surga, hingga terdengar sayup-sayup suara merdu yang tidak pernah terdengar oleh siapa pun. Bidadari melihat dan mendengar ke arah sayup-sayup suara merdu itu sambil berkata: ‘Ya Allah, jadikan kami pada bulan ini (Ramadhan) sebagai isteri hamba-hamba- Mu. Maka Allah mengawinkan hamba-Nya yang berpuasa pada bulan Ramadhan dengan bidadari cantik.’.”
Ini adalah salah satu rincian kebaikan dan ketinggian Ramadan yang sedang dilalui umat Islam. Kita harus bersyukur karena dapat berada dalam Ramadhan Al-Mubarak, yaitu bulan yang awalnya rahmat, pertengahannya pengampunan dan akhirnya merdeka (terlepas) daripada api neraka.
Dalam hadis lain yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW. bersabda: “Barang siapa menahan tidur serta beramal pada Ramadhan, dengan beriman bersungguh-sungguh akan kelebihannya serta ikhlas semata-mata karena Allah, niscaya diampuni segala dosanya yang lalu.”
No comments:
Post a Comment