Sunday, October 16, 2011

Anak Babi yang Soleh

Bukan urusan seorang anak mengenai status orangtuanya di mata Allah. Karena tugas seorang anak pada orangtuanya hanyalah berbakti dan mendoakannya sebagai anak yang soleh....
Anak adalah investasi yang paling tinggi nilainya bagi orangtua, untuk kesejahteraan hidupnya di dunia dan akhirat. Apabila orangtua menjadikannya anak yang sukses di dunia, maka akan terangkatlah derajat orangtuanya di dunia. Namun apabila orangtua berhasil menjadikannya anak yang soleh, maka akan selamatlah orangtuanya di dunia dan di akhirat.

Suatu hari, Musa AS bertanya kepada Allah, siapakah yang akan menjadi tetangganya di surga kelak? Allah menjawab pertanyaan Musa itu dengan menyebutkan nama serta alamat rumah calon tetangga Musa AS di surga itu. Karena penasaran, maka Musa AS pergi mencari alamat orang itu. Setelah menempuh perjalanan beberapa hari, dan bertanya sana-sini, akhirnya Musa AS berhasil menemukan alamat orang itu.
Musa AS dipersilakan masuk oleh orang itu dan duduk di ruang tamu. Namun Si Tuan Rumah tak segera melayani Nabi Musa. Karena ia kelihatannya sedang sibuk dengan sesuatu. Ia masuk ke dalam kamar. Dan tak berapa lama kemudian, ia keluar lagi sambil menggendong seekor babi betina yang besar. Babi itu dibopongnya dengan penuh kasih sayang. Tentu saja Nabi Musa kaget, “Astaghfirullah hal adzim, apa-apaan ini?” katanya, dalam hati.
Si Tuan Rumah terus dengan kesibukannya, di bawah tatapan mata Nabi Musa. Dengan penuh ketelatenan Si Tuan Rumah memandikan babi itu. Setelah selesai, babi itu dilap hingga kering, lalu dipeluk dan diciumnya dengan penuh kasih sayang, dan selanjutnya dibawanya kembali ke dalam kamar. Ketika keluar lagi, ia membopong babi jantan yang lebih besar. Kepada babi itu, Si Tuan Rumah juga melakukan hal yang sama, yaitu memandikannya, mengelapnya hingga kering, memeluk dan menciumnya, lalu membawanya kembali ke dalam kamar.
Selesai urusannya dengan babi-babi itu, barulah Si Tuan Rumah melayani tamunya. Musa AS segera bertanya kepadanya, “Wahai, Saudara, apa agamamu?”
“Agamaku Tauhid,” jawab Si Tuan Rumah, maksudnya Islam.
“Tapi kenapa kau bergaul dengan babi seperti itu? Tidakkah kau tahu bahwa babi itu najis dan haram?”
Si Tuan Rumah menjelaskan, “Wahai, Tuan Hamba. Sebenarnya kedua babi itu adalah ibu-bapak kandung saya. Tapi karena mereka telah melakukan dosa besar, maka Allah telah menjadikan mereka babi. Soal dosa mereka kepada Allah, itu soal lain. Itu urusan mereka dengan Allah. Saya sebagai anak tetap harus menjalankan kewajiban saya, yaitu berbakti kepada mereka. Sekalipun rupa mereka telah menjadi babi, mereka tetap orangtua saya.”
“Setiap hari, saya juga berdoa kepada Allah, memohon agar dosa-dosa mereka diampuni, dan Allah berkenan mengembalikan rupa mereka sebagai manusia seperti semula. Namun tampaknya doa saya belum dikabulkan Allah,” imbuh Si Tuan Rumah.
Pada ketika itu juga, Allah menurunkan wahyunya kepada Nabi Musa AS, “Wahai, Musa, inilah orang yang akan menjadi tetanggamu di surga kelak, yang akan memperoleh surga karena baktinya yang luhur kepada ibu-bapaknya. Karena, walaupun rupa ibu-bapaknya sudah menjadi babi, ia tetap tulus berbakti. Oleh karena itu, Kami naikkan derajatnya sebagai anak soleh di sisi Kami.”
Firman Allah selanjutnya, “Karena dia telah kami tinggikan derajatnya sebagai anak yang soleh di sisi Kami, maka Kami terima doanya. Tempat kedua ibu-bapaknya yang semula Kami sediakan di dalam neraka, kini telah kami pindahkan ke dalam surga.”
Itulah berkat doa anak yang soleh. Doa yang bahkan bisa menebus dosa ibu-bapaknya yang sudah ditetapkan sebagai penghuni neraka, menjadi penghuni surga. Dan benarlah apa yang dikatakan Si Tuan Rumah, seburuk apa pun perangai ibu-bapak, sebanyak apa pun dosa-dosa mereka, itu bukan urusan si anak. Karena urusan si anak hanyalah berbakti kepada mereka, menjaga mereka dengan penuh kasih sayang, seperti mereka telah menjaganya sejak bayi hingga dewasa.
Dan telah ditetapkan oleh Allah SWT bahwa anak yang soleh adalah kunci keselamatan hidup orangtua di akhirat. Kecuali kalau orangtuanya bukan muslim, maka anak yang soleh akan bisa menebus semua dosa orangtuanya dengan doanya, dan bahkan bisa memasukkan mereka ke dalam surga pula, dengan doanya itu. Oleh karena itu, amat-sangat merugilah orangtua yang tak berhasil membina anaknya menjadi orang yang soleh.

No comments:

Post a Comment