Saturday, October 15, 2011

Kemuliaan Abu Bakar Ash-Shiddiq

Dia sahabat Rasul terdekat dan paling utama, yang mengabdikan hidupnya untuk agama Allah....
Anas meriwayatkan, dari Abu Bakar, bahwa ia berkata: “Saya pernah berkata kepada Rasulullah, ketika kami berdua berada dalam gua: ‘Sekiranya salah seorang melihat ke arah telapak kakinya, pasti dapat melihat kita!’ beliau bersabda: ‘Bagaimana perkiraanmu, Wahai Abu Bakar, jika ada dua orang sedang Allah yang ketiganya.’” (HR. Bukhori dan Muslim)
‘Aisyah meriwayatkan, bahwa Rasulullah pernah berkata kepadanya, saat beliau sakit: “Panggilah Abu Bakar ke mari, ayahmu, dan saudara laki-lakimu, agar aku menulis sebuah pesan. Sebab, aku khawatir akan muncul orang yang berharap, lalu berkata: ‘Aku lebih berhak.’ Sesungguhnya Allah dan segenap kaum mukminin, hanya rela menerima Abu Bakar.” (HR. Muslim)

Jubeir bin Mu’thim meriwayatkan: “Seorang manusia datang menemui Rasulullah. Kemudian Rasulullah menyuruhnya agar datang di lain hari. Wanita itu bertanya: ‘Bagaimana jika nantinya aku tidak menemuimu lagi?’ Maksudnya bagaimana bila beliau telah wafat? Rasulullah menjawab: ‘Jika engkau tidak menemuiku, maka temuilah Abu Bakar.’” (HR. Bukhori dan Muslim)
Ketiga hadits di atas cukuplah menjadi bukti kuat bahwa Rasulullah mengangkat Abu Bakar menjadi khalifah sepeninggal beliau. Sebagaimana juga Rasulullah mengangkatnya menjadi imam sholat sewaktu beliau masih hidup. Demikian juga kaum muslimin telah sepakat mengangkat Abu bakar menjadi khalifah dan membaiatnya.
Di antara hadits yang menjelaskan keutamaan Abu Bakar, adalah hadits: “Andaikata aku akan mengangkat seorang khalil (kekasih) dari umatku niscaya aku angkat Abu Bakar, tetapi cukuplah sebagai saudara dan sahabatku. Sungguh Allah telah mengangkat sahabat kalian ini (maksudnya diri beliau sendiri) menjadi khalil-Nya.” (HR. Bukhori dan Muslim)
Dalam sebuah riwayat disebutkan, salah satu keutamaan beliau (Abu Bakar) yakni, beliau masuk surga dari kedelapan pintunya. Disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, ia berkata: “Ayah dan ibuku menjadi tebusannya wahai Rasulullah, cukuplah seseorang dipanggil dari salah satu pintu tersebut, lalu adakah yang dipanggil dari seluruh pintu?” Rasulullah menjawab, ”Ada, dan saya berharap engkau termasuk orang yang dipanggil dari seluruh pintu, Wahai Abu Bakar!”
Di antara keutamaannya, beliaulah yang menginfakkan seluruh hartanya fisabilillah. Oleh sebab itu Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya yang paling besar jasanya padaku dalam persahabatan dan hartanya adalah Abu Bakar.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Bahkan, beliau termasuk sahabat yang paling banyak mengerjakan amal kebajikan, dan termasuk yang terdepan daripada sahabat lainnya. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, bahwa Rasulullah bersabda: “Siapakah di antara kalian yang berpuasa pada hari ini?” Abu Bakar menjawab, ”Saya!” Rasul bertanya lagi: ”Siapakah di antara kalian yang mengiringi jenazah pada hari ini?” Abu Bakar menjawab, ”Saya!” Ditanya lagi oleh Rasul: “Siapakah yang memberi makan fakir miskin pada hari ini?” Abu Bakar kembali menjawab, “Saya!” Bertanya lagi Rasul: “Siapakah di antara kalian yang menjenguk orang sakit pada hari ini?” Dan Abu Bakar lagi yang menjawab, “Saya!” Maka Rasulullah bersabda: “Tidaklah terkumpul perkara tersebut pada seorang hamba, kecuali pasti masuk surga.” (HR. Muslim)
Itu hanya sebagian dari keutamaan Abu Bakar. Beliau adalah penghulu para sahabat, yang paling utama dan paling disayangi oleh Rasulullah. Dalam Shahih Al-Bukhori diriwayatkan, bahwa ketika para sahabat berkumpul di aula Bani Sa’idah, Umar berkata: “Justru kami akan membaiatmu! Engkau adalah penghulu kami, orang terbaik di antara kami dan yang lebih dicintai oleh Rasulullah daripada kami semua.” Lalu Umar meraih tangan Abu Bakar, dan membaiatnya. Lantas kaum muslimin pun membai’at beliau.
Rasulullah telah mendoakan ampunan untuk Abu Bakar, beliau berdoa: “Semoga Allah mengampunimu wahai Abu Bakar!” Beliau mengucapkan doa itu tiga kali, lalu beliau bersabda: “Sesungguhnya Allah telah mengutusku kepada kalian, namun kala itu kalian katakan, ‘Engkau berdusta!’ sedang Abu Bakar berkata, ‘Engkau benar!’ Ia mengorbankan jiwa dan harta bendanya untuk membelaku. Lalu apakah kalian hendak meninggalkan sahabatku itu?” Beliau mengucapkan perkataan itu dua kali. Maka tidak ada yang berani mengganggu Abu Bakar setelah itu. (HR. Bukhori)
Beliau adalah sebaik-baik hamba yang pernah menjadi khalifah. Al-Ajjuri meriwayatkan dari Abdullh bin Ja’far At Thayyar, ia berkata: “Saat Abu Bakar memimpin kami, beliau adalah sebaik-baik khalifah, kasih sayang kepada kami, dan yang paling lemah lembut kepada kami.” (HR. Bukhori)
Imam Al-Laaikaai meriwayatkan dari Zaid bin Ali bin Al-Husein bin Ali bin Abi Tholib, ia berkata: ”Abu Bakar Ash-Shiddiq adalah imam para syakirin” kemudian beliau membaca ayat “Dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.” [Ali-Imron:144]” (Syarah Ushul I’toqod karangan Al-Laaikaai).
Diriwayatkan dari Muhammad bin Ali bin Husein, ia berkata, “Seorang laki-laki datang menemui ayahku, lalu berkata: ‘Ceritakan padaku perihal Abu Bakar!’ Ayahku berkata: ‘Apakah engkau bertanya tentang Ash-Shiddiq? Apakah engkau menyebutnya Ash-Shiddiq?’ Ayahku berkata, ‘Celaka engkau, hamba yang lebih baik dariku telah menyebutnya Ash-Shiddiq, yakni Rasulullah, kaum Muhajirin dan Anshor. Barangsiapa tidak menyebutnya Ash-Shiddiq, niscaya Allah tidak akan membenarkan ucapannya. Pergilah, dan cintailah Abu Bakar dan Umar, serta berikanlah loyalitasmu kepada keduanya. Apa yang terjadi setelah itu maka dirikulah menjadi tebusannya!’”
Demikianlah sekilas keutamaan Abu Bakar. Beliau adalah sahabat yang paling utama, paling berani, paling taat, dan paling mulia. Selayaknyalah beliau menjadi suri tauladan bagi setiap muslim setelah Rasulullah.

No comments:

Post a Comment