Wednesday, December 28, 2011

Tentang Geisha

APA yang terlintas dalam kepala Anda apabila mendengar kata Geisha? Bisa jadi Anda akan langsung teringat pada sebuah band tanah air yang vokalisnya bernama Momo, dan populer pertama kali lewat lagu "Jika Cinta Dia". Itu pasti karena Anda penyuka lagu-lagu produk dalam negeri. Namun kalau yang meloncat di dalam benak Anda adalah gambaran seorang perempuan cantik dan seksi, serta memperdagangkan karunianya itu, termasuk tubuhnya, maka rasanya Anda harus membaca artikel ini hingga akhir. Agar persepsi Anda mengenai geisha menjadi lebih tepat.

Silakan melanjutkan....

Profesi geisha cukup terkenal dikalangan masyarakt Jepang. Begitu fenomenalnya geisha ini, sehingga diabadikan dalam sebuah film, yang secara tegas menyatakan bahwa geisha bukan seorang pelacur, melainkan hanya pekerja seni di Jepang, yang sudah menjadi bagian dari kebudayaan Jepang.

Geisha berasal dari kata "Gei", yang dalam bahasa Jepang berarti seni atau pertunjukan, dan "Sha" berarti orang. Jadi, geisha (person of the arts), merupakan seorang seniman tradisional, penghibur di Jepang. Di Kyoto, kata "Geiko" digunakan untuk gambaran para seniman.

Kehadiran geisha di abad 18 dan 19 merupakan hal yang umum, dan sampai saat ini masih tetap ada, namun jumlahnya sudah semakin berkurang.

Geisha telah dilatih secara tradisional sejak masih kecil. Mereka ditampung di rumah geisha yang membeli gadis-gadis kecil dari keluarga miskin, dan bertanggung jawab untuk membesarkan dan melatih gadis-gadis tersebut.

Semasa anak-anak, geisha dilatih pertama sebagai pembantu, kemudian sebagai asisten senior rumah geisha. Selain untuk latihan,  digunakan juga untuk membantu konstribusi biaya pemeliharaan dan pendidikan mereka.

Ketika sudah beranjak dewasa, geisha akan mulai dilatih untuk bekerja sebagi seniman, yaitu melayani para lelaki yang datang ke tempat hiburan tersebut, mulai dari memberi tarian, memberikan minum, dan menyenangkan tamunya. Tapi para geisha ini tidak di izinkan untuk melayani permintaan untuk berhubungan intim. Bila sang tamu hendak meniduri geisha, maka tamu tersebut harus menikahinya terlebih dahulu.
Nah, sekarang persepsi kita mengenai geisha telah tepat. Mereka itu penghibur, bukan pelacur....

No comments:

Post a Comment