Wednesday, December 7, 2011

Vagina Jangan Dibersihkan dengan Sabun!

VAGINA merupakan organ sensitif yang perlu mendapat perhatian khusus, karena rentan oleh infeksi jamur. Dengan pemahaman dan kekuatiran itu, maka tidak sedikit para perempuan yang lantas menggunakan sabun untuk membersihkan area kewanitaannya, di setiap kali mandi. Namun celakanya, ternyata pemakaian sabun secara berlebihan untuk vagina, justru akan memberikan dampak kurang baik.
“Seharusnya sabun pembersih untuk kewanitaan tidak dipakai secara rutin,” ujar dr. Febriansyah Darus. Sp.OG, dokter spesialis obstetri; ginekologi yang berpraktik di RSIA Kemang Medical Care, Jakarta.
Ia menjelaskan, pemakaian sabun yang terlalu berlebihan, terutama sabun yang bukan diformulasikan secara khusus untuk vagina, justru bisa menyebabkan perubahan asam basa pada vagina. Maka, jika dipakai terlalu sering akan jadi berbahaya.

Dokter yang juga berpraktik di RS Hermina, Jatinegara, dan RSPAD Gatot Subroto, ini,  menjelaskan, terlalu sering menggunakan sabun pembersih justru merangsang timbulnya keputihan. “Terutama, ini bisa terjadi jika kita menggunakan sabun kosmetik, yang pH-nya tidak sesuai dengan pH (kadar keasaman) vagina,” ujarnya.
Pemakaian sabun yang tidak sesuai itu akan menyebabkan suasana asam basa pada vagina berubah. Perubahan lingkungan dalam organ intim ini justru akan menyebabkan kuman, yang mestinya normal, malah menjadi lebih banyak pertumbuhannya. Kuman yang seharusnya tidak ada, justru jadi timbul, karena daya tahan vagina berubah. Hal ini, terjadi akibat perubahan asam basa yang dipicu oleh penggunaan pembersih yang tidak semestinya, misalnya sabun biasa (alkalis) itu.
Sebaiknya, dr Febriansyah menyarankan, gunakanlah pembersih dalam kondisi tertentu saja. Misalnya, di saat kondisi vagina sedang basah, atau berair, atau ketika muncul keputihan.
Bagaimana jika memang ingin dibersihkan? Kata dr Febriansyah, gunakan sabun khusus untuk vagina, supaya lingkungan organ intim kembali normal. “Sekarang kan sudah ada sabun-sabun yang direkomendasikan, tetapi kita nggak mau menyebut brand ya,” tandasnya. Dan hati-hati, jika salah pilih sabun, justru bisa semakin memperparah keputihan.
Dalam memilih pembersih, dr. Febriansyah menyarankan, produk yang mampu mempertahankan Lactobacillus. Lactobacillus itu adalah salah satu jenis kuman, yang menyebabkan asam basa vagina menjadi netral, dan menjaga pH alami.
“Kurangi juga produk-produk yang terlalu banyak mengandung detergen dengan busa terlalu banyak, karena vagina akan menjadi lebih basa dan jadi kering,” jelas dr. Febriansyah.
Namun, meskipun sudah banyak sabun khusus vagina, kita tetap harus menggunakannya sesuai kebutuhan saja. “Jika organ kewanitaan tidak bermasalah, tidak basah, tidak berair, dicuci dengan air biasa yang steril justru lebih aman,” katanya.
Untuk merawat vagina, berikut ini rekomendasi dr. Febriansyah Darus:
1. Awasi keputihan!
Kalau ada keputihan yang sudah berwarna, berbau, gatal, segeralah diobati. Tetapi jika keputihannya tetap berwarna bening, tidak gatal, dan tidak berbau, berarti masih normal. Tidak diobati juga tak apa-apa.
2. Jangan biarkan vagina lembap
Biasakanlah, apabila usai buang air kecil, keringkan vagina sebelum memakai celana dalam kembali. Jika celana dalam terlanjur kena basah, maka sebaiknya diganti saja, agar tidak lembap.
3. Hati-hati memakai pantyliner
Jangan memakai pantyliner yang sama dalam jangan waktu yang terlalu lama, hingga 8 sampai 12 jam. Karena, pemakaian pantyliner yang sama dalam jangka waktu yang terlalu lama, apalagi yang tidak menyerap keringat, bisa menyebabkan vagina menjadi lembap. Pantyliner sebaiknya sering diganti, sebaiknya setiap 3 sampai 4 jam sekali.
Catatan pentingnya, berusahalah untuk menggunakan produk pembersih vagina yang tidak mengandung detergen.

No comments:

Post a Comment