Friday, November 18, 2011

Pemicu Kegemukan Yang Tak Disadari

KEGEMUKAN atau obesitas kini mulai menjadi momok. Tidak hanya bagi kalangan perempuan, tapi juga laki-laki. Sebab, selain kegemukan banyak mengundang berbagai penyakit, juga menambah pengeluaran di banyak sektor – untuk beli pakaian dengan ukuran khusus, buat program diet, dan lain sebagainya. Tapi yang paling tak enak adalah, kegemukan membuat kita jadi tidak lagi lincah, mudah lelah, dan sangat tersiksa dengan cuaca panas yang akhir-akhir ini terasa sangat menyengat. Belum lagi masalah psikologis di dalam pergaulan, seperti rasa rendah diri, sering dinasihati macam-macam soal mengurangi berat badan, dipanggil dengan sebutan si gendut atau semacamnya, dan masih banyak lagi hal-hal tak mengenakkan di dalam pergaulan.

Pertanyaan besarnya ialah, apa sih yang menyebabkan terjadinya kegemukan? Padahal diet sudah dilakukan. Makan nasi juga sudah dikurangi. Bahkan tak sedikit yang sengaja tidak makan malam, demi agar berat badannya berkurang. Tapi nyatanya, semua upaya itu sepertinya tak ada artinya. Dan memang, sesungguhnya kelebihan kalori bukan satu-satunya faktor penyebab terus bertambahnya berat badan. Ada banyak faktor tak terduga lain, yang ‘diam-diam’ membuat target untuk mendapatkan berat badan yang proporsional menjadi lebih sulit tercapai. Apa saja faktor tak terduga itu? Mari kita simak.

1. Begadang
Ada dua hal yang punya kaitan erat antara tidur dan kegemukan. Yang pertama, semakin sering kita begadang, maka kemungkinannya, kita juga akan terus mengemil di malam hari, yang akan berakibat pada peningkatan asupan ekstra kalori pada tubuh. Sedangkan hal yang kedua, ialah yang berkaitan dengan zat kimia di dalam tubuh. Pada saat kita begadang, hormon yang memicu nafsu makan akan dikeluarkan, yang akan mengakibatkan kita jadi merasa kelaparan di waktu bangun dari tidur. Dan hormon ini juga akan membuat perut jadi tidak pernah merasa kenyang.
2. Stres
Ini faktor pemicu yang tak bisa dihindari, dan pasti dialami oleh kebanyakan orang modern saat ini. Nah, pada waktu kita didera oleh berbagai persoalan atau kesibukan, maka tubuh kita akan beradaptasi dengan cara mengeluarkan hormon kortisol, atau hormon stres. Dan ini adalah hormon yang bisa meningkatkan nafsu makan, sehingga tak mengherankan kalau di saat kita dikejar deadline, atau sedang stres, maka kita akan mengonsumsi lebih banyak makanan.
3. Obat-obatan
Perlu Anda ketahui bahwa obat antidepresan adalah salah satu jenis obat yang berpotensi meningkatkan berat badan, terutama jika dikonsumsi dalam jangka panjang. Selain itu, obat lain yang perlu diwaspadai ialah obat untuk gangguan mental, obat hipertensi, obat migren, obat diabetes, dan juga obat-obatan keluarga berencana (KB).
4. Hipertiroid
Ini faktor dari dalam yang sulit kita hindarkan, yaitu apabila kelenjar tiroid (berada di sekitar leher dan berbentuk seperti kupu-kupu) tidak mampu memproduksi hormon tiroid dengan cukup, maka kita akan merasakan gejala mudah lelah, lemas, dan berat badan berangsur naik. Karena ternyata, kalau tubuh kita kekurangan tiroid, maka metabolisme di dalam tubuh kita akan berjalan lambat sehingga tubuh menjadi gemuk. 
5. Makanan dan minuman manis
Makanan dan minuman manis itu seperti candu. Semakin dinikmati semakin ingin lagi dan lagi. Karena makanan dan minuman manis ini, meski masih diperdebatkan para ahli, toh nyatanya kasus obesitas di Amerika terus meningkat, seiring dengan makin populernya aneka makanan manis dan terutama minuman manis dalam kemasan. Dan nyatanya, selain rasa manis serta kandungan kalorinya yang berlebihan, gula itu sebenarnya tidak memberi manfaat apa pun kepada tubuh. Oleh karena itu, sebaiknya batasilah pengonsumsian makanan dan minuman manis, terutama softdrink. Yang lebih baik adalah mengonsumsi air putih banyak-banyak dan mengemil buah-buahan segar atau salad.

No comments:

Post a Comment