Friday, June 24, 2011

Anginnya Duduk, Jantungnya Mandek!

Orang zaman dulu biasanya cuma bilang, “Masuk angin, tuuuh…!” Lalu pada suatu hari, tiba-tiba kayak nasib beberapa publik figur kita akhir-akhir ini. Jantungnya mandeg. Lantas, “bruk!” roboh. Pas ditilik, ternyata sudah berangkat ke alam baka. Dan orang-orang malah tambah semangat dalam mendiagnosa, mereka bilang, “Angin duduk itu….”

Soalnya zaman dulu, penyakit memang belum banyak kategorinya. Yang paling ditakuti adalah sampar. Selain itu, cuma dianggap masuk angin atau kesambet (dikerjai setan atau hantu). Kanker? No way! Apalagi sakit jantung. Tidak kelihatan, mana mungkin ada yang mau percaya. Makanya, mereka bilang, “Angin duduk, tuh.”
Beberapa dekade belakangan ini, sakit jantung telah sama populernya dengan Michael Jackson. Dan ternyata, kebanyakan orang modern matinya karena sakit jantung. Soalnya ilmu kedokteran berhasil menemukan, bahwa yang dimaksud dengan “angin duduk” itu ternyata adalah berhentinya jantung – baik secara mendadak maupun karena tidak bisa dicegah. Tapi ya ujungnya sama saja, wasalam.
Karenanya, rasanya sudah saatnya kita mewaspadai gejala-gejala si “angin duduk” atau sakit jantung ini. Apa saja? Yang paling khas adalah rasa nyeri di dada. Tapi nyeri yang bagaimana? Dokter spesialis jantung memberi gambaran tentang rasa nyeri itu, antara lain, rasa nyeri yang sangat hebat (di dada) sampai menyebabkan muntah; rasa nyeri di belakang tulang dada, yang kemudian menjalar ke leher, atau menjalar ke bahu dan dada, serta ke rahang. Lokasi sakit yang lain berada di dada bawah pada ulu hati yang kemudian juga di punggung di antara dua belikat.
Tanda-tanda lain dari penyakit ini adalah, jantung berdebar-debar, cepat letih, sesak napas, sering pingsan, kalau tidur telentang merasa sesak, beberapa organ tubuh membiru, dan terjadi pembengkakan pada perut serta kaki.
Jadi, kalau gejala-gejala di atas ternyata ada pada diri Anda, jangan dipermasalahkan lagi sebutannya (masuk angin atau angin duduk atau sakit jantung), tapi segeralah ke dokter. Itu yang paling tepat. Jangan ditunggu sampai anginnya duduk atau jantungnya mandeg.

No comments:

Post a Comment