Tuesday, June 14, 2011

Saat Bulan Terbelah....


Peristiwa besar telah terjadi pada 14 abad silam, yang jejak kejadiannya masih ada hingga saat ini – dan entah sampai kapan Allah akan mengizinkannya tetap ada. Dan... peristiwa itu adalah seperti yang difirmankan Allah, “Sungguh telah dekat hari kiamat, dan bulan pun telah terbelah.” dalam Surat Al-Qomar, ayat 1. Ya, bulan telah pernah terbelah menjadi dua dan kemudian menyatu kembali pada 14 abad silam. Saksi-saksi mata pada saat kejadian telah membenarkan terjadinya peristiwa itu. Dan pakar-pakar antariksa Amerika juga telah melihat bukti-buktinya ketika mereka mendaratkan Apollo di bulan, dan membenarkan indikasi terjadinya peristiwa luar biasa itu.

Adakah yang mau mempercayai peristiwa besar itu? Adakah yang bisa menerima kenyataan bahwa apa pun bisa terjadi atas kehendak Allah? Sesungguhnya, apa pun yang datang dari Allah dan Rasul-Nya, masuk akal atau tidak, maka tidak ada pilihan bagi manusia untuk menolaknya. Karena penerimaan atau penolakan itu merupakan perwujudan dari seberapa jauh atau dekatnya iman seseorang kepada kebenaran. Jadi, silakan mempercayai atau tidak bahwa Rasulullah SAW. telah membelah bulan dengan izin Allah.
Berikut ini adalah risalah yang berkaitan dengan peristiwa tersebut:


Allah berfirman, “Sungguh telah dekat hari kiamat, dan bulan pun telah terbelah.” (Q.S. Al-Qomar: 1)” 

Boleh percaya atau tidak, ayat Al-Quran inilah yang telah menyebabkan Pimpinan Hizb Islami Inggeris masuk Islam. Berikut ini kisahnya:

Dalam suatu temu wicara di televisi bersama Pakar Geologi Muslim, Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar, salah seorang warga Inggris mengajukan pertanyaan kepadanya, “Apakah ayat dari surat Al-Qamar di atas memiliki kandungan mukjizat secara ilmiah?”

Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar menjawab, “Tentang ayat ini, saya akan menceritakan sebuah kisah. Sejak beberapa waktu lalu, saya mempresentasikannya di Universitas Cardif, Inggris bagian Barat, dan para peserta yang hadir bermacam-macam, ada yang muslim dan ada juga yang bukan muslim. Salah satu tema diskusi waktu itu adalah seputar mukjizat ilmiah dari Al-Qur’an.

Salah seorang pemuda, yang beragama muslim, berdiri dan bertanya, ‘Wahai, Tuan, apakah menurut Anda ayat yang berbunyi: Telah dekat hari kiamat, dan bulan pun telah terbelah mengandung mukjizat secara ilmiah?’

Maka saya menjawabnya: Tidak. Sebab, kehebatan ilmiah diterangkan oleh ilmu pengetahuan, sedangkan mukjizat tidak bisa diterangkan oleh ilmu pengetahuan. Karena ilmu pengetahuan tidak bisa menjangkaunya.

Dan tentang terbelahnya bulan, itu adalah mukjizat yang diberikan oleh Tuhan kepada Rasul terakhir, yaitu Muhammad SAW., sebagai pembenaran atas kenabian dan kerasulannya, sebagaimana nabi-nabi sebelumnya. Dan mukjizat yang kelihatan itu, tentunya disaksikan dan dibenarkan oleh setiap orang yang melihatnya. Andai hal itu tidak termaktub di dalam kitab Allah dan hadits-hadits Rasulullah, maka pastilah kami, kaum muslimin di zaman ini, tidak akan mengimani hal itu. Akan tetapi, hal itu memang benar termaktub di dalam Al-Qur’an dan sunnah-sunnah Rasulullah SAW. Dan memang Allah ta’alaa benar-benar Maha berkuasa atas segala sesuatu.”


Kemudian Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar mengutip sebuah kisah yang berkenaan dengan saat Rasulullah SAW. membelah bulan. Kisah itu terjadi sebelum beliau hijrah dari Mekah ke Madinah. Pada waktu itu, orang-orang musyrik berkata, “Wahai, Muhammad, kalau engkau benar Nabi dan Rasul, coba tunjukkan kepada kami satu kehebatan yang bisa membuktikan kenabian dan kerasulanmu,” dengan cara mengejek dan mengolok-olok. 

Namun Rasulullah menanggapinya dengan serius, dan bertanya, “Apa yang kalian inginkan?

Mereka bilang, “Coba belah bulan itu,” seraya menunjuk bulan purnama di langit.

Maka Rasulullah pun berdiri dan terdiam, lalu berdoa kepada Allah agar menolongnya. Allah menjawab doa beliau dengan memberitahu agar beliau mengarahkan telunjuknya ke bulan. Rasulullah mengikuti petunjuk itu dan mengarahkan telunjuknya ke bulan, dan... terbelahlah bulan itu dengan sebenar-benar terbelah menjadi dua.

Namun ketika melihat itu, orang-orang musyrik itu justru berujar, “Muhammad, engkau benar-benar telah menyihir kami!”

Akan tetapi beberapa orang di antara mereka yang paham dan ahli dalam ilmu sihir mengatakan, sihir memang benar bisa “menyihir” orang yang ada di sampingnya, namun tidak mungkin bisa menyihir orang yang tidak ada di tempat itu. Maka mereka pun kemudian bersepakat untuk menunggu orang-orang yang pulang dari perjalanan. Karena itu, orang-orang musyrik Quraisy itu bergegas pergi ke luar batas kota Mekah, menanti orang yang baru pulang dari perjalanan. Ketika datang rombongan yang pertama kali dari perjalanan menuju Mekah, orang-orang musyrik itu pun bertanya, “Apakah kalian melihat sesuatu yang aneh dengan bulan?”
Orang-orang yang baru pulang itu menjawab, “Ya, benar. Pada suatu malam yang lalu kami melihat bulan terbelah menjadi dua dan saling menjauh masing-masingnya kemudian bersatu kembali…!”

Maka sebagian mereka pun beriman, dan sebagian lainnya lagi tetap kafir (ingkar). Oleh karena itu, Allah menurunkan ayat-Nya:

“Sungguh telah dekat hari kiamat, dan telah terbelah bulan. Dan ketika melihat tanda-tanda kebesaran Kami, merekapun ingkar lagi berpaling seraya berkata, ‘Ini adalah sihir yang terus-menerus,’ dan mereka mendustakannya, bahkan mengikuti hawa nafsu mereka. Dan setiap urusan benar-benar telah tetap...,” sampai akhir surat Al-Qomar.

“Ini adalah kisah nyata,” kata Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar. Dan setelah selesainya Prof. Dr. Zaghlul menyampaikan hadits nabi tersebut, berdirilah seorang muslim warga Inggris dan memperkenalkan diri seraya berkata, “Aku Daud Musa Pitkhok, ketua Al-Hizb Al-Islamy Inggris. Wahai, Tuan, bolehkah aku menambahkan?”

Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar menjawab, "Dipersilakan dengan senang hati.”

Daud Musa Pitkhok berkata, “Aku pernah meneliti agama-agama (sebelum menjadi muslim), maka salah seorang mahasiswa muslim menunjukiku sebuah terjemah makna-makna Al-Qur’an yang mulia. Maka, aku pun berterima kasih kepadanya dan aku membawa terjemah itu pulang ke rumah. Dan ketika aku membuka-buka terjemahan Al-Qur’an itu di rumah, surat yang pertama aku buka ternyata Al-Qomar. Maka aku pun membacanya, ‘Telah dekat hari kiamat, dan bulan pun telah terbelah.’

Ketika itu, aku bergumam, ‘Apakah kalimat ini masuk akal? Apakah mungkin bulan bisa terbelah kemudian bersatu kembali? Andai benar, kekuatan macam apa yang bisa melakukan hal itu?’ Maka, aku menghentikan dari membaca ayat-ayat selanjutnya, dan aku menyibukkan diri dengan urusan kehidupan sehari-hari. Akan tetapi Allah Maha Tahu akan tingkat keikhlasan hamba-Nya dalam mencari kebenaran. Maka pada suatu hari, aku duduk di depan televisi Inggris. Saat itu sedang berlangsung sebuah diskusi antara presenter, seorang Inggris, dengan 3 orang pakar ruang angkasa Amerika Serikat.

Ketiga pakar antariksa tersebut menceritakan tentang dana yang begitu besar dalam rangka melakukan perjalanan ke antariksa, padahal pada saat yang sama dunia sedang mengalami masalah kelaparan, kemiskinan, sakit dan perselisihan. Karena itu, Presenter berkata, ‘Andai dana itu digunakan untuk memakmurkan bumi, tentulah lebih banyak berguna.’

Ketiga pakar itu membela diri atas proyek antariksanya dan berkata, ‘Proyek antariksa ini akan membawa dampak yang sangat positif pada banyak segmen kehidupan manusia, baik segi kedokteran, industri, dan juga pertanian. Jadi, pendanaan tersebut bukanlah hal yang sia-sia, akan tetapi hal itu dalam rangka pengembangan kehidupan manusia.’

Dalam diskusi tersebut juga dibahas tentang astronot yang turun dari Apollo dan menjejakkan kakinya di bulan, dimana disebutkan bahwa perjalanan antariksa ke bulan tersebut telah menghabiskan dana tidak kurang dari 100 juta dolar.

Mendengar hal itu, Presenter terperangah kaget dan berkata, ‘Kebodohan macam apalagi ini, dana begitu besar dibuang oleh Amerika Serikat hanya untuk bisa mendarat di bulan?’

Para pakar antariksa menjawab, ‘Tidak! Tujuannya tidak semata menancapkan ilmu pengetahuan AS di bulan, akan tetapi kami mempelajari kandungan yang ada di dalam bulan itu sendiri, maka kami pun telah mendapat hakikat tentang bulan itu, yang jika kita berikan dana lebih dari 100 juta dolar untuk kesenangan manusia, maka kami tidak akan memberikan dana itu kepada siapapun.’


Presenter bertanya, ‘Hakikat apa yang telah kalian capai sehingga demikian mahal taruhannya?’

Mereka menjawab, ‘Ternyata bulan pernah mengalami pembelahan di suatu hari dahulu kala, kemudian menyatu kembali!’

Presenter pun bertanya, ‘Bagaimana kalian bisa yakin akan hal itu?’

Mereka menjawab, ‘Kami mendapati secara pasti dari batuan-batuan yang terpisah, terpotong, di permukaan bulan sampai di dalam (perut) bulan. Maka kami pun meminta para pakar geologi untuk menelitinya, dan mereka mengatakan, 'Hal ini tidak mungkin telah terjadi kecuali jika bulan memang pernah terbelah lalu bersatu kembali'.’ 

Mendengar paparan itu, ketua Al-Hizb Al-Islamy Inggris mengatakan, ‘Maka aku pun turun dari kursi dan berkata, ‘Mukjizat benar-benar telah terjadi pada diri Muhammad SAW. 14 abad yang lalu. Allah benar-benar telah mengolok-olok AS untuk mengeluarkan dana yang begitu besar, 100 juta dolar lebih, hanya untuk menetapkan akan kebenaran Al Quran yang diyakini oleh orang muslim!’

Maka, agama Islam ini tidak mungkin salah. Maka, aku pun membuka kembali Mushhaf Al-Qur’an dan aku baca surat Al-Qomar, dan... saat itu adalah awal aku menerima dan masuk Islam."

No comments:

Post a Comment