Sunday, June 19, 2011

Kadal Dalam Dinding

Peristiwa ini terjadi di Jepang, ketika seorang pekerja bangunan sedang merenovasi sebuah rumah. Saat ia membongkar dinding rumah yang umumnya (di Jepang) terdiri atas 2 lapis, dan memiliki ruang kosong di antara dinding yang terbuat dari kayu itu, ia mendapati seekor kadal terperangkap di ruang kosong itu, karena kakinya terpantek paku pada dinding tersebut – sehingga ia tak bisa ke mana-mana.

Ia merasa kasihan sekaligus penasaran. Ia ingin tahu, sejak kapan kadal itu terperangkap di situ. Maka ia bertanya pada pemilik rumah, kapan paku itu ditanamkan ke dinding tersebut, dan ternyata paku itu sudah menancap di situ sejak sepuluh tahun silam, ketika rumah itu pertama kali dibangun. Astaga...!
Bagaimana mungkin ini bisa terjadi? Bagaimana mungkin kadal itu dapat bertahan dengan kondisi terperangkap begitu selama 10 tahun? Bayangkan, ia terjebak tanpa dapat bergerak dalam keadaan gelap selama 10 tahun! Itu benar-benar suatu kondisi yang rasa-rasanya mustahil bisa dijalani oleh makhluk kecil ini. Tapi nyatanya...?
Pekerja itu termangu-mangu. Takjub. Memikirkan bagaimana mungkin kadal itu dapat bertahan hidup selama 10 tahun tanpa berpindah dari tempatnya sejak kakinya terpantek pada paku itu! Ia lalu menghentikan pekerjaannya dan memperhatikan kadal itu, ingin tahu apa yang dilakukan dan apa yang dimakannya hingga dapat bertahan. Kemudian, entah dari mana datangnya, seeko kadal lain muncul dengan makanan di mulutnya. Olala!
Ia merasa sangat terharu melihat hal itu. Ternyata ada seekor kadal lain yang selalu memperhatikan kadal yang terperangkap itu, selama 10 tahun ini. Sungguh ini sebuah cinta... cinta yang indah. Cinta yang bahkan dapat terjadi pada hewan yang kecil seperti dua ekor kadal itu. Dan apa pun yang dapat dilakukan oleh cinta, selalu saja merupakan sebuah keajaiban.
Bayangkan, kadal itu tidak pernah menyerah dan tidak pernah berhenti memperhatikan pasangannya selama 10 tahun. Bayangkan, bagaimana hewan yang kecil itu dapat memiliki karunia yang begitu mengagumkan.
Saya tersentuh ketika membaca cerita ini. Lalu saya mulai berpikir tentang hubungan yang terjalin antara keluarga, teman, saudara lelaki, saudara perempuan. Masih sebesar apakah rasa cinta di hati ini ada untuk mereka?
Bagaimana dengan Anda?

No comments:

Post a Comment