Monday, June 13, 2011

Surga itu Bisa Dibeli

Allah yang Mahakaya, Mahaindah, dan Mahasempurna telah menciptakan kilau harta untuk menjadi keindahan dan kemewahan. Dan karenanya, mencintai keindahan serta kemewahan adalah fitrah kita sebagai manusia. Karena bila tidak, maka manusia tak akan mungkin mencintai Allah yang Mahaindah itu, dan lagipula pasti akan sia-sialah apa yang telah Allah takdirkan atas keindahan dan kemewahan tersebut. Oleh karena itu, kecintaan kita kepada harta – yang akan membawa kita pada kemewahan hidup dan keinginan memiliki segala keindahan – adalah fitrah. 

Allah menyukai hamba-Nya yang menyintai harta kekayaan yang diberikan-Nya. Namun sesungguhnya, Allah lebih menyintai hamba-Nya yang lebih menyintai-Nya – yang Mahakaya, Mahaindah dan Mahasempurna itu. Oleh karena itu, Allah amat memuliakan hamba-hamba-Nya yang mau dengan ikhlas menafkahkan hartanya di jalan yang diridhoi Allah, fi sabilillah dan atau menolong sesamanya yang dalam kesusahan.
Di dalam firman-Nya, Allah menjanjikan ganjaran yang amat besar kepada orang Muslim yang dengan ridho menafkahkan harta, atau apa pun yang paling dicintainya, di jalan Allah, baik dikala lapang maupun sempit. Karena dengan demikian, artinya orang Muslim itu lebih menyintai Allah di atas segalanya – dan melakukan segalanya demi kepatuhannya kepada perintah dan larangan-Nya.
Kajian-kajian di bawah ini merupakan penjabaran dari hal-hal di atas, mengenai ganjaran apabila kita menafkahkan harta atau apa yang paling kita cintai di jalan Allah. Semoga menjadi pedoman kita di dalam beragama serta menjalani kehidupan sosial.

Balasannya surga.
Firman Allah, “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Rabb-mu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan hartanya di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan.” (QS. Ali ‘Imran: 133-134)

Ibnu Katsir berkata, “Yang dimaksud dengan waktu lapang dan waktu sempit adalah dalam keadaan suka maupun duka, dalam keadaan bersemangat maupun tidak berdaya, baik dalam kondisi sehat maupun sakit.”

Allah menyandingkan perintah shalat dengan menafkahkan harta.
Firman Allah, “Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh-kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh-kesah. Dan jika ia mendapat kebaikan ia amat kikir. Kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat. Yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya. Dan orang-orang yang dalam bagian hartanya tersedia bagian tertentu, bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta).” (QS. Al Ma’arij: 19-25)

Abdullah bin Mas’ud ra. berkata, “Kami diperintahkan mendirikan shalat dan membayar zakat. Barangsiapa yang tidak membayar zakat, maka shalatnya sia-sia.” (HR. Ath-Thabrani)

Kematian yang amat dekat.
Firman Allah, “Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang diantara kamu; lalu ia berkata, ‘Yaa Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)-ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang shalih’.” (QS. Al Munaafiquun: 10)

Ganjarannya adalah tujuh ratus kali lipat.
Firman Allah, “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat-gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 261)

Dari Abu Hurairah ra., Rasulullah SAW. bersabda, “Sesungguhnya Allah menerima sedekah, lalu Dia mengambilnya dengan tangan kanan-Nya, kemudian menumbuh-kembangkannya untuk salah seorang diantara kalian, seperti kalian menumbuh-kembangkan anak kuda, anak sapi ataupun anak unta miliknya, sehingga satu suapan saja bisa menjadi besar seperti gunung Uhud.” (HR. At-Tirmidzi dan Ahmad)

Allah pasti menggantinya.
Firman Allah, “Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya” (QS. As Saba’: 39)

Dari Abu Hurairah ra., Rasulullah SAW. bersabda, “Allah SWT. berfirman, ‘Hai anak Adam, berikanlah nafkah, niscaya kamu dinafkahi’.” (HR. al Bukhari)

Harta tak akan berkurang karena disedekahkan.
Dari Abu Kabsyah bin Sa’ad ra., Rasulullah SAW. bersabda, “Aku bersumpah atas tiga hal dan aku menyampaikannya kepada kalian dengan sungguh-sungguh, maka peliharalah: harta seorang hamba tidak akan berkurang karena disedekahkan.…” (HR. At-Tirmidzi, dia mengatakan, “Hadits hasan shahih”, juga diriwayatkan oleh Ahmad)

Memberi pinjaman kepada Allah.
Firman Allah, “Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipatgandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nyalah kalian dikembalikan” (QS. Al Baqarah: 245)

‘Abdullah bin Mas’ud ra. berkata, “Ketika ayat di atas turun, Abu Dahdah al Anshari berkata, ‘Yaa Rasulullah, sesungguhnya Allah menginginkan dari kita untuk memberi pinjaman?’, Rasulullah menjawab, ‘Benar, wahai Abu Dahdah’, Lalu Abu Dahdah berkata, ‘Ya Rasulullah, perlihatkan tanganmu kepada saya’, Abu Dahdah menggenggam tangan Rasulullah seraya berkata, ‘Saya ingin meminjamkan kebun dan tanah saya kepada Allah’.” (HR. ath Thabrani)

‘Abdullah bin Mas’ud ra. meriwayatkan bahwa di kebun Abu Dahdah ra. terdapat 600 pohon kurma. Pada suatu saat, ketika sahabat Abu Dahdah meninggal, Rasulullah SAW. bersabda, “Berapa banyak pelepah kurma yang tergantung di Surga, khusus disediakan untuk Abu Dahdah?” (HR. Muslim, dari jalan Jabir bin Samrah ra.)

Setan yang menakut-nakuti manusia akan kemiskinan.
Firman Allah, “Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir), sedang Allah menjadikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 268)

Terhindar dari ancaman yang pedih.
Firman Allah, “Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka mendapat) siksa yang pedih, pada hari dipanaskan emas perak itu di dalam jahannam, lalu dibakarnya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka, ‘Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan’.” (QS. At Taubah 34 – 35)

Dari Abu Hurairah ra., Rasulullah SAW. bersabda, “Siapa saja yang memiliki emas dan perak lalu tidak dikeluarkan zakatnya, maka pada hari Kiamat nanti akan dibentangkan baginya lempengan dari api, lalu dipanaskan dalam neraka, kemudian dahi-dahi mereka, lambung dan punggung mereka dibakar dengannya. Setiap kali lempengan itu menjadi dingin, kembali dipanaskan. Demikianlahlah berlaku setiap hari yang panjangnya setara dengan 50.000 tahun di dunia. Hingga diputuskan ketentuan masing-masing hamba apakah ke surga ataukah ke neraka.” (HR. Muslim)

Demikianlah hal-hal yang, insya Allah, dapat mendorong kita untuk mau menafkahkan sebagian dari harta yang kita miliki. Semoga dengan harta yang kita infaqkan di jalan Allah dapat membantu sesama yang sedang mengalami kesulitan di mana pun.

“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan sebesar dzarrah pun, niscaya dia akan melihat(balasan)-nya.” (QS. Al Zalzalah: 7)

1 comment: