Wednesday, September 14, 2011

Jeans

Ketika demam emas melanda Amerika pada tahun 1848, tersebutlah seorang pemuda berusia 20 tahun dari New York yang bermaksud mengadu nasib ke tanah harapan, yaitu wilayah tambang emas di California, yang terletak di bagian Barat Amerika. Nama pemuda itu adalah Levi Strauss.
Di tempat asalnya, New York, ia adalah seorang penjual pakaian. Strauss berangkat ke California dengan berbekalkan beberapa potong tekstil untuk dijual selama dalam perjalanan ke Barat itu.

Karena memang dasarnya bermodal nekad belaka, maka sesampai di California, Levi Strauss telah menjual semua barang yang dimilikinya, kecuali segulung kanvas. Segulung kanvas? Apa gunanya? Siapa yang mau memakai pakaian yang dibuat dari kanvas? Bagaimana mungkin?
Di California, Strauss memperhatikan bahwa para pekerja tambang memiliki celana yang cepat sekali rusak. Untuk itu, Strauss mencoba membuat celana kerja dari bahan kanvas dan menjual celana itu kepada para penambang. Celana dari kanvas itu ternyata laku keras. Banyak penambang yang membeli celana dari bahan kanvas buatan Strauss itu. Pada perkembangan selanjutnya, karena tidak sepenuhnya suka dengan bahan kanvas, Strauss mulai menggunakan bahan lain yang dipesannya dari Genoa, Italia. Para pemintal di sana menyebut bahan itu “genes”. Strauss mengubah namanya menjadi “jeans”, dan mulailah ia memproduksi celana jeans pertamanya, yang diberi merk “Levi’s”.
Hanya dalam waktu singkat celana ini menjadi “pakaian resmi” para penambang dan koboi, dan akhirnya dapat kita temui sekarang sebagai “pakaian kebangsaan” banyak orang.

No comments:

Post a Comment