Sunday, September 11, 2011

Jujur ajalah....

Jujur, kalau ada orang yang menasihati kita, “Jujur aja kenapa, sih? Jujur itu mulia, tau...!” Apa reaksi kita? Sebal kepada orang itu karena ikut campur dengan urusan kita, atau kita bilang, “Iya, saya akan jujur,” supaya orang itu tak banyak cingcong lagi? Dua hal di atas adalah normal kalau terjadi pada kita, atau kita lakukan. Sebab, setiap orang kan berhak merasa tak nyaman atau ingin tetap merasa nyaman dengan menggunakan segala cara, termasuk berpura-pura menyetujui pendapat orang lain.

dan nyatanya, sasihat seperti itu memang bukan nasihat yang mudah diterima, sama dengan nasihat untuk pencandu rokok. Sehebat apa pun isi nasihatnya, pasti tak akan cespleng. Mengapa? Karena bohong itu akibatnya belakangan. Sama dengan merokok. Dan faktanya, dalam bentuk apa pun, kebohongan itu jelas memberikan keuntungan kepada pelakunya. Sebab, tak mungkinlah orang mau berbohong kalau bukan demi mendapatkan keuntungan dari kebohongannya.
Jadi, bagaimana? Berbohong atau...?
Namun satu hal yang mesti kita pahami mengenai berbohong ini, yaitu bahwa apabila kita sudah mulai berbohong, maka selanjutnya kita harus terus berbohong. Mengapa? Ya supaya kebohongan kita yang pertama tidak terbongkar. Begitu juga dengan kebohongan-kebohongan yang selanjutnya. Dan... percayalah, akan begitu terus, sampai semua yang kita lakukan dan katakan adalah kebohongan semata. Selain itu... secara psikologis, kebohongan akan membuat kita senantiasa berprasangka bahwa orang lain pun selalu membohongi kita. Kenapa? Karena kita pikir semua orang juga melakukan hal yang sama seperti kita.
Nah, pilihannya jelas, kan? Kita jadi pembohong seumur hidup atau kita jujur-jujur saja. Kalau jadi pembohong, mungkin kita akan jadi kaya – karena pembohong kan sah-sah aja kalau jadi koruptor juga. Sementara kalau kita memilih hidup jujur, mungkin nasib kita akan sedikit sulit. Sebab, orang jujur agak kurang disukai oleh para pembohong (koruptor dan sebangsanya). Namun di atas segalanya, ketenangan hati karena tak mendustai siapa pun adalah perasaan yang tak bisa dibeli dengan harga berapa pun, karena memang tidak ada yang menjual.
Jadi, jujur ajalah... supaya tenang. Lagipula, kejujuran adalah mata uang yang laku di mana-mana, dan dengan kurs memuaskan.

No comments:

Post a Comment