Friday, September 9, 2011

Nenek Jago Taruhan

Seorang nenek masuk ke sebuah bank swasta dengan sekoper penuh uang. Ia membujuk supaya dipertemukan dengan Direktur Bank tersebut. “Saya akan buka rekening. Uang yang akan saya simpan sangat-sangat besar,” katanya. 
Semula staf bank ragu, tapi akhirnya membawa nenek itu ke ruangan Direktur Bank.
Sang Direktur bertanya, ”Berapa banyak uang yang akan Ibu simpan?”
“Satu milyar rupiah,” jawab Si Nenek, sambil meletakkan koper uang itu di atas meja.
Sang Direktur penasaran. “Maaf, Bu, saya agak terkejut. Kalau boleh tahu, dari mana Ibu mendapatkan uang tunai sebanyak ini?”
“Saya menang taruhan dari tebak-tebakan!” jawab Si Nenek, kalem.

“Tebak-tebakan? Tebak-tebakan macam apa? Kok besar sekali nilainya taruhannya?” cecar Sang Direktur, penasaran.
“Mau contoh? Oke, begini," Si Nenek berlagak mikir. "Hmmm... saya yakin telor burungnya Pak Direktur bentuknya kotak!” tebaknya kemudian, yakin.
“Hah!” ujar Sang Direktur Bank, tersentak. “Ini tebakan paling konyol yang pernah saya dengar. Ibu tak mungkin bisa menang dengan tebakan seperti itu,” ujarnya, yakin.
“Konyol? Tidak. Tebakan saya pasti benar. Kalau Pak Direktur mau bukti, kita taruhan. Gimana?” tantang Si Nenek.
“Boleh,” sambut Sang Direktur, mantap, karena yakin akan menang. “Saya bertaruh Rp. 50 juta, karena saya tahu dan yakin telor saya tidak kotak!”
“Oke, jadi. Tapi, karena ini menyangkut uang gede. Bisa saya ajak pengacara ke sini besok jam 10 pagi sebagai saksi?” tanya Si Nenek.
“Tentu saja,” ujar Sang Direktur Bank, mengangguk setuju.
Malam harinya, Sang Direktur gelisah. Ia berdiri telanjang di depan cermin. Dia raba-rabanya telornya, lalu bergerak ke kiri-ke kanan berulang-ulang, memastikan telornya tidak kotak. Sampai larut malam, akhirnya dia yakin telornya benar-benar bulat, tidak kotak. Maka ia yakin besok bakal menang taruhan.
Tepat jam 10.00 pagi, Si Nenek datang bersama pengacara kondang, Sitompul. Setelah memperkenalkan pengacara itu, ia mengulang kesepakatan kemarin, ”Rp. 50 juta untuk tebakan telor burungmu yang kotak?” kata Si Nenek.
Direktur Bank mengangguk setuju.
Maka Si Nenek meminta Sang Direktur membuka celana supaya bisa dilihat bentuk telornya. Tentu saja Direktur Bank keberatan,  namun begitu, ia juga tak bisa menolak. Si Nenek, dengan cuek, meraih telur Sang Direktur dan meraba-rabanya.
Pikir sang Direktur, pasrah, “Yah, tak apalah. Uang Rp. 50 juta kan tidak kecil. Jadi, biar ibu ini yakin telor saya tidak kotak.”
Pada saat yang sama, ketika Si Nenek meraba-raba telor Sang Direktur, pengacara Sitompul terlihat lemas sambil membentur-benturkan kepalanya ke dinding.
Sang Direktur Bank keheranan dan bertanya, “Ada apa dengan pengacara Nenek itu?”
Si Nenek menjawab kalem, ”Ah, tidak apa-apa. Saya cuma bertaruh dengannya sebesar Rp. 250 juta, bahwa jam 10.00 pagi ini saya bisa memegang telor Pak Direktur...!”

No comments:

Post a Comment