Monday, September 5, 2011

Patung Napoleon

Rasa malu pada sejarah bisa memunculkan banyak hal bagi suatu bangsa. Jepang menebus rasa malu kekalahannya dalam Perang Dunia Kedua dengan menggenjot kemampuannya dalam bidang ekonomi dan teknologi, sehingga akhirnya sanggup berjaya kembali sebagai salah satu penguasa perekonomian dunia. Amerika merasa malu dengan kekalahannya di Vietnam, lalu mengobarkan perang di mana-mana dan melibatkan diri dengan segala kemampuannya, untuk menunjukkan bahwa bangsa itu tetap hebat – walaupun kenyataannya sambil juga babak belur. Tapi orang Venezia punya cara yang berbeda buat menutupi rasa malunya. Silakan menyimak tulisan berikut ini.

Waktu yang dua abad sejak Napoleon Bonaparte menjajah Venezia, rupanya tak cukup untuk bisa membuat sekelompok orang di sana melupakan tindakannya di masa lalu. Sekelompok orang Venezia itu merencanakan akan menggugat Bonaparte dengan alasan, pria yang dianggap tiran itu talah mencuri benda-benda artistik.
Gugatan ini, sekalian untuk kampanye agar patung bekas penguasa Perancis itu disingkirkan dari museum Lapangan St. Mark di jantung Venezia. Patung dari marmer setinggi 2,5 meter itu menampilkan Napoleon dengan dada terbuka dan tubuh berotot memegang bola dunia di tangan kirinya. Patung ini dipersembahkan oleh para pedagang Venezia, sebagai tanda terima kasih untuk Napoleon yang telah membuat kota ini sebagai pelabuhan bebas pajak.
Patung Napoleon ini semula berada di Lapangan St. Mark, tahun 1811 sampai 1814, ketika kota ini jatuh ke tangan Austria. Patung ini kemudian dipindahkan ke San Giorge Maggiore. Para sejarawan sempat kehilangan jejak keberadaan patung itu, sampai ditemukan kembali dalam lelang Sotheby’s.

No comments:

Post a Comment