Friday, September 2, 2011

Tiada yang sia-sia

Optimisme adalah memandang hidup ini sebagai persembahan terbaik. Tidak ada sesuatu yang terjadi begitu saja dan mengalir sia-sia. Pasti ada tujuan. Pasti ada maksud. Mungkin saja kita mengalami pengalaman buruk yang tak mengenakkan. Tapi, seperti yang dikatakan oleh banyak orang yang telah pernah mengalami hal serupa, sesungguhnya keburukan itu hanya karena kita melihatnya dari salah satu sisi masalah itu saja. Padahal, jangan lupa, segala sesuatu di dunia ini tercipta dengan berpasangan. Tidak ada yang tunggal. Sebab yang tunggal itu hanya Yang Maha Pencipta itu sendiri. Nah, jadi, kalau kita berani menengok ke sisinya yang lain, niscaya kita akan menemukan pemandangan yang jauh berbeda.

Kita tidak harus menjadi orang yang tersenyum terus atau selalu menampakkan wajah ceria. Sebab optimisme terletak di dalam hati, bukan hanya terpampang di muka. Kita memang harus optimis, karena hidup ini sebetulnya terlalu rumit untuk kita pandang dengan alis berkerut. “Ayo, semangat! Semangat!” demikian seruan orang-orang, untuk memberi dorongan kepada dirinya sendiri dan orang-orang di sekelilingnya.
Berikut ini adalah sebuah permisalan yang pasti mudah kita pahami. Setiap tetes air yang keluar dari mata air tahu bahwa ia, mereka, mengalir menuju ke laut – sebagai tujuan akhir. Meski harus melalui anak sungai, selokan, kali keruh, bendungan dan muara, mereka yakin perjalanan mereka bukan tanpa tujuan. Bahkan ketika menunggu di samudera, setiap tetes air tahu bahwa suatu saat panas dan angin akan membawa mereka ke pucuk-pucuk gunung. Menjadi awan dan turun sebagai hujan. Sebagian menyuburkan rerumputan, sebagian tertampung dalam sumur-sumur, dan sebagian lagi kembali ke laut. Adakah sesuatu yang sia-sia dari setiap tetes air yang kita temui di selokan rumah kita?

No comments:

Post a Comment