Monday, September 19, 2011

Merenung

Pernah merasa jenuh? Suntuk? Itu artinya pikiran kita lelah. Nah, kalau pikiran lelah, biasanya gairah kerja menjadi kendur. Ide-ide kreatif juga jadi melempem. Pokoknya hampir semua kegiatan jadi tak menyenangkan untuk dilakukan. Dan karenanya, orang kemudian mencari jalan refreshing dengan pergi ke tempat-tempat hiburan. Nonton, kareokean, kongkow di kafe menikmati makanan dan minuman dambil menyaksikan musik hidup, dan sebagainya. Malah, ada yang minum-minum (minuman keras tentunya) sampai lupa jalan pulang. Pokoknya refreshing. Itu tujuannya.

Tapi itu kan kalau kita punya duit. Kalau lagi cekak bagaimana? Mana pikiran ruwet, dompet tepos, utang sudah hampir sundul langit, petugas kartu kredit rajin banget telepon (nagih hutang dong pastinya), dan sekian urusan lagi yang bikin kita sewot. Ya kalau situasinya lagi gersang dan tanpa kedamaian begitu, lebih baik bikin acara refreshing sendiri. Bagaimana caranya? Gampang. Cespleng. Dan tanpa biaya. Ikuti uraian berikut ini.
Setiap hari, kita sediakan deh waktu barang beberapa menit buat melakukan perenungan. Tafakur kalau orang Muslim. Waktunya boleh pagi hari atau malam menjelang tidur. Tapi syaratnya harus dalam suasana yang tenang. Jadi, kalau bisa ya pilih waktu setelah Subuh atau setelah semua orang di rumah tidur. Supaya tidak ada yang mencolek minta jatah di tengah perenungan kita, baik jatah belanja badaniah maupun bathiniah.
Perenungan sebaiknya dilakukan pada pagi hari yang tenang, segera setelah bangun dari tidur atau setelah sholat Subuh bagi orang Muslim. Kalau malam, ya beberapa saat sebelum membaringkan diri untuk tidur. Kita merenung dalam keheningan. Kosongkan pikiran dan jangan mencari jawaban apa pun. Karena tujuan perenungan bukan untuk mencari jawaban, melainkan untuk meleburkan pikiran pada keheningan, supaya pikiran kita istirahat dan menjadi jernih kembali.
Nanti, kalau pikiran sudah jernih, maka semua jawaban akan muncul dengan jelas. Itu salah satu tujuan kita melakukan perenungan, selain mengistirahatkan pikiran. Kenapa pikiran harus kita istirahatkan? Karena sepanjang hari dia telah kita sibukkan dengan berbagai persoalan dan tugas-tugas, bahkan kadang hingga berhari-hari secara nonstop. Makanya pikiran juga harus diistirahatkan. Tak cukup hanya dengan tidur. Karena dalam tidur, terkadang pikiran kita juga masih terus sibuk. Karena itu, kita perlu juga tidur dalam keadaan terjaga, alis merenung. Jadi, ayo kita sediakan waktu buat merenung, supaya kita bisa menemukan kententeraman batin.
Analoginya begini. Pikiran yang digunakan itu bagaikan air sabun yang diaduk di dalam sebuah gelas bening. Gelas dan air adalah jiwa kita, sabunnya adalah persoalan-persoalan dalam hidup kita. Maka, apabila semakin banyak sabun yang tercampur, maka semakin keruh airnya. Dan semakin cepat kita mengaduknya, maka akan semakin kencang pusarannya. Nah, merenung adalah ibarat kita berhenti mengaduk. Membiarkan air berputar makin melambat. Dan perhatikan, amati bagaimana “partikel sabun” itu luruh satu per satu, mengendap di dasar gelas. Benar-benar secara perlahan dan seirama dengan ketenangan. Bahkan, rasanya kita juga bisa mendengar suara partikel-pertikel sabun itu saat menyentuh dasar gelas. Dan setelah itu, kita akan memperoleh lapisan air jernih yang mengapung di permukaan, yang terus meluas ke bawah. Semakin jernih, semaki banyak cahaya yang bisa diteruskan. Itulah yang ingin kita capai. Ketenangan hati, ketentaraman batin, dan kejernihan pikiran.
Jadi, ayo kita merenung sebentar....

No comments:

Post a Comment